Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali melaksanakan lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara pada hari ini. Tapi, tak seperti penawaran sebelumnya, lelang sukuk kali ini diprediksi bakal sepi peminat.
Ahmad Mikail, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, memprediksi masih bakal terjadi kelebihan permintaan pada lelang hari ini. Tetapi, lelang hari ini cuma oversubscribed 2,4 kali dari target pemerintah, Rp 8 triliun.
Hal ini terjadi karena yield obligasi global sudah cukup tinggi. "Terutama yield obligasi Amerika Serikat (AS) yang sudah naik jadi 2,9%," kata Ahmad, belum lama ini. Asal tahu saja, harga US Treasury mencapai rekor tertinggi dalam beberapa tahun belakangan.
Kenaikan yield surat utang asing ini juga ditengarai membuat investor asing keluar dari surat berharga negara (SBN). Sepanjang Februari ini, dana asing yang keluar dari SBN mencapai Rp 14,64 triliun.
Tambah lagi, Bank Indonesia (BI), pada Kamis (15/2) lalu, memutuskan tidak menaikkan tingkat suku bunga acuan. Hal ini akan membuat yield obligasi Indonesia tidak semenarik di lelang sebelumnya.
Asal tahu saja, pada lelang sukuk 6 Februari lalu, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 20,14 triliun. Pemerintah akhirnya hanya memenangkan setengah dari penawaran yang masuk tersebut, atau setara Rp 10,07 triliun.
Lebih lanjut, Ahmad memprediksi, dalam lelang kali ini investor lebih tertarik mengoleksi seri tenor pendek, yakni di bawah 5 tahun–10 tahun. Alasannya, investor melakukan antisipasi terhadap potensi kenaikan suku bunga The Federal Reserve, yang diprediksi bakal terjadi pada Maret 2018 mendatang.
Untuk lelang hari ini, pemerintah akan menawarkan enam seri sukuk. Mengutip rilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, enam seri tersebut antara lain SPN-S 07082018 yang jatuh tempo pada 7 Agustus 2018, PBS016 yang menawarkan imbalan 6,25% dengan tenggat waktu 15 Maret 2020, dan seri PBS002 dengan kupon 5,45% dan kedaluwarsa di 15 Januari 2022.
Selain itu ada seri PBS017 dengan kupon 6,13% yang tenggat waktunya 15 Oktober 2025. Pemerintah juga menawarkan PBS012 dengan kupon tertinggi sebesar 8,86% dan jatuh tempo pada 15 November 2031 serta PBS004 dengan kupon 6,1% dan jatuh tempo pada 15 Februari 2037.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News