kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Lelang SBSN Selasa (10/1) Akan Didominasi Oleh Investor Domestik


Senin, 09 Januari 2023 / 20:59 WIB
Lelang SBSN Selasa (10/1) Akan Didominasi Oleh Investor Domestik
ILUSTRASI. Pemerintah akan menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa, 10 Januari 2023.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa, 10 Januari 2023. Pada lelang kali ini pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 14 triliun dari enam seri yang ditawarkan.

Henry Buntoro, CFA, Head of Fixed Income STAR Asset Management mengatakan dengan kebijakan dan kondisi likuiditas dalam negeri yang masih terjaga, dua memperkirakan lelang besok masih akan diikuti mayoritas oleh investor dalam negeri. 

Target indikatif dalam lelang besok adalah Rp 14 triliun yang terdiri dari beberapa seri obligasi baik pendek, menengah dan panjang dan merupakan target indikatif lebih besar dibandingkan dengan lelang tahun lalu di kisaran Rp 5 triliun. 

Investor masih berhati-hati dan memperhatikan kebijakan Bank Indonesia dalam mengendalikan nilai tukar rupiah dan tekanan inflasi. "Oleh sebab itu, kami perkirakan target indikatif pemerintah ini akan sulit untuk tercapai," kata Henry kepada Kontan.co.id, Senin (9/1).

Baca Juga: Minat Investor Pada Lelang Sukuk Selasa (10/1) Diprediksi Rendah, Ini Sebabnya

Henry mengatakan dalam lelang sukuk negara, seri yang diminati adalah seri dengan tenor pendek yaitu satu sampai lima tahun. Dengan adanya potensi kenaikan suku bunga masih berlanjut di kuartal pertama 2023, Henry memperkirakan investor masih belum tertarik dengan tenor yang panjang dan masih berpartisipasi pada tenor pendek.

Menurut Henry saat ini yield SUN 5 tahun ditransaksikan di kisaran yield 6,2%, lebih tinggi dibandingkan dengan yield SUN 5 tahun pada saat awal tahun 2022 yang ditransaksikan di kisaran 5,1%. 

Baca Juga: Peserta Lelang Diproyeksi Bakal Meminta Yield Lebih Tinggi

Hal ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia yang juga telah menaikkan suku bunga acuan dari 3.5% hingga ke 5.25%. Oleh karena itu, Henry memperkirakan permintaan yield akan sukuk negara juga akan lebih tinggi dibandingkan dengan level yield tahun lalu.

Sentimen yang dapat menghambat berasal dari resesi global dan pelemahan harga komoditas ekspor Indonesia yang dapat mengancam fiskal defisit Indonesia. Sedangkan faktor positif yang dapat menopang berasal dari terkendalinya virus covid dan pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut.

Menurut Henry, investor asing masih akan memprioritaskan investasinya pada instrumen SUN konvensional yang memiliki likuiditas lebih tinggi dibandingkan dengan sukuk negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×