Reporter: Aris Nurjani | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa, 14 Juni 2022. Pada lelang kali ini pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 9 triliun dari enam seri yang ditawarkan.
Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terdapat enam seri SBSN yang akan dilelang, yakni satu seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan lima seri PBS (Project Based Sukuk). Keenam seri tersebut di antaranya adalah SPN-S 13122022 , PBS031, PBS032, PBS029, PBS034 PBS033.
Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia Fayadri mengungkapkan rencana lelang Sukuk pada hari Selasa depan akan sangat dipengaruhi oleh pandangan investor terhadap data inflasi AS dan kenaikan suku bunga.
Baca Juga: Pemerintah Akan Melelang 6 Seri SBSN pada Selasa (14/6) Dengan Target Rp 9 Triliun
"Dipengaruhi oleh persepsi investor terhadap data inflasi AS yang dirilis Jumat (10/6) dan perkiraan dampaknya terhadap kenaikan suku bunga yang akan diputuskan oleh The Fed pada hari Kamis (16/6)," ujar Fayadri kepada Kontan.co.id, Jum'at (10/6).
Fayadri mengatakan tekanan inflasi pasca pandemi Covid-19 telah membuat bank sentral di banyak negara mengambil kebijakan menaikkan suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga ini telah memberikan tekanan terhadap pasar obligasi dan mendorong kenaikan yiled yang diminta oleh investor.
Menurut Fayadri dalam dua kali pelaksanaan lelang Sukuk terakhir, total penawaran yang masuk kembali meningkat dan melampaui target indikatif yang ditetapkan pemerintah.
"Untuk pelaksanaan lelang Selasa depan diperkirakan masih akan dapat memenuhi target indikatif pemerintah, hal ini terutama terutama didukung oleh kondisi likuiditas pasar," Kata Fayadri.
Baca Juga: Penerbitan Obligasi Global Akan Jaga Pergerakan Yield SBN
Namun melihat kondisi saat ini Fayadri meyakini investor akan sedikit menahan diri, sejalan sikap wait and see investor dalam beberapa hari terakhir karena menanti keputusan the Fed minggu depan.
Investor diperkirakan juga akan meminta yield yang lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya, menyesuaikan dengan prediksi kenaikan suku bunga yang akan diputuskan The Fed. Fayadri mengatakan dalam kondisi pasar obligasi seperti saat ini yang sangat dibayangi oleh kebijakan kenaikan suku bunga, sukuk tenor pendek diperkirakan masih akan menjadi pilihan utama investor.
"Dari sisi partisipasi, investor domestik diperkirakan masih akan mendominasi pelaksanaan lelang kali ini," tutup Fayadri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News