kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lelang SBSN Kembali Ramai Peminat, Tekanan di Pasar Obligasi Mereda


Selasa, 17 Mei 2022 / 20:00 WIB
Lelang SBSN Kembali Ramai Peminat, Tekanan di Pasar Obligasi Mereda
ILUSTRASI. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Selasa (17/5) berlangsung ramai.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan di pasar obligasi mulai mereda. Hal ini tercermin dari lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Selasa (17/5) yang berlangsung ramai. 

Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), total penawaran yang masuk dalam lelang SBSN sore ini sebesar Rp 17,02 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dari penawaran yang masuk dalam lelang SBSN dua pekan lalu, sebesar Rp 7,54 triliun. Sementara, pemerintah menyerap Rp 4,28 triliun dari lelang ini. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto, menilai penawaran yang masuk dalam lelang sore ini termasuk tinggi, di tengah , Selasa (17/5), yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun masih berada di level tinggi 7,31%. Sebelumnya, yield sempat sentuh level tertinggi di 7,38% di pekan lalu. 

Baca Juga: Lelang Sukuk Negara Selasa (17/5) Ramai di Tengah Kenaikan Yield

"Lelang berhasil ramai kembali, berarti tekanan di pasar obligasi mulai mereda, meski memang yield tenor acuan belum menurun banyak," kata Ramdhan, Selasa (17/5). Selain itu, minat lelang yang bertambah juga menunjukkan bahwa kepercayaan investor, khususnya investor domestik tetap terjaga dan dapat menyokong lelang obligasi. 

Ramdhan melihat likuiditas di dalam negeri juga tinggi. Investor pun masih membutuhkan dan memburu instrumen obligasi meski yield sedang dalam tren naik. 

Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail juga mengatakan investor mulai tertarik masuk ke lelang karena yield dalam tren tinggi dan jadi semakin menarik.  Di satu sisi, investor juga berkesempatan mendapat imbal hasil yang lebih tinggi, jika obligasi dipegang hingga jatuh tempo.  

Baca Juga: Lelang Sukuk Negara Masih Didominasi Investor Domestik

Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula juga mengatakan minat investor tinggi karena yield yang ditawarkan sudah lebih menarik. Ditambah, sentimen global saat ini tidak lagi lebih volatil sebelum The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya. 

"Langkah The Fed kini lebih jelas dan angka inflasi AS sepertinya sudah mencapai puncak," kata Ezra. 

Namun, di tengah berlanjutnya risiko kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) , investor dalam lelang SBSN kali ini jadi lebih banyak memburu seri dengan tenor pendek. 

Baca Juga: Lelang Surat Utang Negara Sepi Peminat, Ini Penyebabnya

Tercatat, SPNS15112022 menerima penawaran tertinggi di Rp 6,07 triliun. Seri ini jatuh tempo di 15 November 2022 dan memiliki yield rerata tertimbang 2,47%. Pemerintah menyerap Rp 125 triliun dari seri ini. 

Sementara, di tengah tren yield yang tinggi, pemerintah tidak menyerap semua penawaran yang masuk. Pemerintah juga lebih banyak menyerap dari seri tenor panjang.

Mikail memproyeksikan, faktor yang akan mempengaruhi pelaksanaan lelang selanjutnya, adalah jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga. "Jika pelaku pasar memproyeksikan BI akan naikkan suku bunga, kemungkinan yield bisa kembali turun ke level 7,1%-7,2%," kata Mikail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×