Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (12/11) diprediksikan masih akan ramai peminat. Bahkan, analis memperkirakan permintaan masuk pada lelang sukuk negara bisa mencapai Rp 30 triliun.
Pada lelang SBSN dua pekan lalu, penawaran yang masuk dari investor sebesar Rp 35 triliun. Direktur Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, minat masih akan ramai karena jelang akhir tahun investor akan melengkapi portofolio mereka di SBSN. Apalagi jelang akhir tahun, pelaksanaan lelang mulai terbatas, sehingga investor akan berbondong masuk sebelum terlambat.
Baca Juga: Pemerintah akan melelang lima seri sukuk negara dengan target Rp 7 triliun
Dari sisi fundamental, Ramdhan menilai yield pasar obligasi dalam negeri termasuk cukup tinggi dibandingkan dengan yield global. Sentimen positif juga datang dari defisit cadangan devisa yang mengecil dengan naiknya cadangan devisa per Oktober sebesar USS$ 2,4 miliar menjadi US$ 126,7 miliar dari US$ 124,3 miliar pada bulan sebelumnya.
Stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah juga turut memberi sentimen positif pada pelaksanaan lelang SBSN besok. "Kondisi dalam negeri yang stabil dan penurunan suku bunga Fed Fund Rate jadi menarik asing masuk ke pasar obligasi kita," kata Ramdhan, Jumat (8/11).
Dalam lelang besok, pemerintah masih akan menawarkan lima seri lelang, yaitu, SPN-15052020, PBS002, PBS026, PBS022 dan PBS005.
Baca Juga: Pasar Obligasi Dibanjiri Dana Asing
Ramdhan memproyeksikan investor akan mulai memburu seri dengan tenor yang lebih panjang. Penyebabnya, yield yang terus menurun membuat investor asing mulai mengincar yield yang lebih tinggi di seri tenor yang lebih panjang seperti di atas 10 tahun.
"Asing yang mulai buru seri tenor panjang sekaligus menandakan kondisi pasar ke depan berpotensi membaik," kata Ramdhan.
Pemerintah menetapkan target indikatif lelang SBSN di Rp 7 triliun. Dalam lelang dua pekan lalu, pemerintah menyerap Rp 7,43 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News