Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk kesekian kalinya, aksi terorisme melanda Tanah Air, Minggu (13/5) pagi menimpa tiga gereja di Surabaya. Aksi tersebut pun menimbulkan kecemasan di masyarakat, tidak terkecuali pasar keuangan Tanah Air.
Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar mengatakan, meskipun reaksi pasar bursa tidak akan terlalu signifikan pada Senin (14/5) nanti, namun secara psikologis dunia usaha akan terguncang.
"Apalagi, bagi para investor asing yang menanamkan usaha di Indonesia," kata William kepada Kontan.co.id di Jakarta.
Maraknya aksi terorisme tersebut, kemungkinan besar bakal berdampak pada jumlah investasi yang masuk ke Indonesia. "Kemungkinan bisa tertekan, lantaran belum kondusifnya kondisi Indonesia terhadap teroris," jelas William.
Meskipun begitu, William meyakini dampak dari aksi terorisme kali ini hanya bersifat jangka pendek. Ini didukung oleh penjagaan polisi yang semakin kuat.
Dengan begitu, potensi IHSG di awal pekan berpotensi tertekan pada level support 5.909 dan resistance 5.967. Di mana, investor asing berpotensi besar melakukan aksi net sell pada Senin (14/5).
"Net Sell bukan sekedar karena aksi bom, tapi juga potensi The Fed menaikkan rate-nya di Juni nanti," ungkapnya.
Pada perdagangan besok (14/5), investor berpotensi melakukan aksi trade sell atau profit taking. Ini didukung menguatnya IHSG dalam dua hari sebelumnya.
Sementara, untuk sepekan ini pasar diyakini fokus pada beberapa hal yakni terkait kondisi nilai tukar rupiah dan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (17/5).
"Selanjutnya, The Fed Rate di Juni nanti. Saya kira hal-hal ini yang paling signifikan," ujarnya.
Adapun sektor yang menurut William masih menarik untuk perdagangan besok, adalah batubara. Dengan rekomendasi saham besok seperti INDY dan MBSS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News