kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Laris Manis, IPO Semacom Integrated (SEMA) Oversubscribe Hingga 40 Kali


Jumat, 07 Januari 2022 / 19:12 WIB
Laris Manis, IPO Semacom Integrated (SEMA) Oversubscribe Hingga 40 Kali
ILUSTRASI. Produksi panel elektronik PT Semacom Integrated Tbk (SEMA).


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Segera melantai di Bursa Efek Indonesia awal pekan depan, penjualan saham umum perdana dari produsen panel listrik PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) laris manis. Bahkan berdasarkan hasil porsi pooling e-IPO yang sudah berakhir, saham Semacon mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) hingga 40 kali.

“Minat, apresiasi, sekaligus kepercayaan pelaku pasar dan investor dalam pemesanan IPO itu menjadi modal kami menjadi lebih baik lagi setelah listing nanti dan turut membangun pasar modal Indonesia,” ujar Direktur Utama Semacom Rudi Hartono Intan dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (7/1).

Dia menambahkan, saham perusahaan manufaktur panel listrik, perakitan baterai listrik, dan energi baru terbarukan (EBT) tersebut rencananya segera dicatatkan di papan bursa pada 10 Januari 2022 sehingga akan dapat ditransaksikan secara terbuka di pasar.

Pencatatan saham itu diagendakan seiring dengan berakhirnya masa penawaran umum saham perdana yang jatuh pada 6 Januari 2022 silam.

Baca Juga: Semacom Integrated (SEMA) Pasang Harga Penawaran IPO Rp 180 per Saham

Dalam rangkaian IPO, Semacom menawarkan 3,47 juta lot saham atau 347 juta saham baru yang setara 25,76% dari modal disetor setelah IPO. Saham SEMA ditawarkan kepada investor pada harga penawaran Rp 180 per saham. Alhasil, Semacom akan mendapatkan dana segar sebanyak Rp 62,46 miliar dari aksi korporasi ini.

Selain menerbitkan saham baru, dalam IPO itu Semacom juga menerbitkan Waran Seri I dengan jumlah maksimal 173,50 juta Waran Seri I sebagai pemanis (sweetener) dengan harga pelaksanaan Waran Seri I sebesar Rp 230 per saham.

Rudi Hartono menambahkan, tingginya minat masyarakat dalam melakukan pemesanan saham perusahaan pada periode IPO menunjukkan keyakinan masyarakat akan prospek ke depan dari perusahaan.

Apalagi, dana IPO akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja seperti untuk membeli persediaan, biaya research & development, serta biaya pemasaran dan promosi.

"Sedangkan dana yang akan didapat SEMA dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang waran, akan digunakan untuk modal kerja dalam bentuk pembelian persediaan serta biaya pemasaran dan promosi,” lanjut Rudi.

Baca Juga: Ada 3 Perusahaan Lagi yang Bakal IPO di Akhir Tahun Ini

Per Juni 2021, SEMA mampu mencetak pendapatan sebesar Rp 60,9 miliar atau naik 33,76% dari kinerja di akhir semester I-2020 yang capai Rp45,53 miliar.

Pada periode yang sama, Semacom berhasil mencetak laba bruto sebesar Rp 19,36 miliar atau naik dari posisi di periode yang sama tahun 2020 di Rp 13,82 miliar. Sedangkan untuk laba per saham yaitu sebesar Rp 5,93 per saham.

Di mana, total aset perusahaan per Juni 2021 tercatat Rp 146,95 miliar, terdiri dari aset lancar Rp 118,47 miliar dan aset tidak lancar Rp 28,48 miliar. Aset perusahaan meningkat dari Rp141,03 miliar pada periode yang sama setahun sebelumnya.

Rudi optimistis ke depannya bisnis Semacom akan semakin moncer seiring dengan komitmen pemerintah yang ingin mengoptimalkan sumber EBT sebagai sumber energi alternatif. Terlebih Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi sumber EBT sangat melimpah.

Sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan bauran energi nasional dari sumber EBT pada tahun 2025 sebesar 23% dan pada tahun 2050 sebesar 31%.

Penggunaan EBT di Indonesia baru mencapai kisaran 13% dalam komposisi bauran energi secara keseluruhan. Untuk meningkatkan efisiensi pencapaian target bauran 23 persen di tahun 2025 tersebut, PLN telah menyatakan perlunya penambahan 3.200 Mw modul surya.

"Dengan mempertimbangkan potensi bisnis yang ada, dan kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan modul surya sebagai bagian dari energi terbarukan, kami telah mempertimbangkan dan mengkaji pengembangan bisnis untuk pengerjaan Inverter Modul Surya dan BOS (Balance of System) Modul Surya," sambung dia.

Baca Juga: Strategi Pengelolaan Trimegah AM untuk Mengalahkan Indeks

Selain itu, Semacom juga membidik pasar mobil listrik dengan memberikan dukungan dalam membangun infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

Rencana ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mengembangkan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau Battery Electric Vehicle untuk Transportasi Jalan, sebagaimana yang tertera dalam Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2019.

"Kami juga membidik pasar penyedia energi melalui produksi baterai untuk keperluan perusahaan telekomunikasi," pungkas Rudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×