kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Larangan ekspor nikel, kinerja Ifishdeco (IFSH) tahun depan diprediksi turun


Kamis, 05 Desember 2019 / 22:01 WIB
Larangan ekspor nikel, kinerja Ifishdeco (IFSH) tahun depan diprediksi turun
ILUSTRASI. PT Ifishdeco Tbk (FISH) melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Kamis (5/12).


Reporter: Hikma Dirgantara, Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pertambangan bijih nikel PT Ifishdeco Tbk (IFSH) mengatakan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 11 tahun 2019, batas waktu terakhir untuk ekspor bijih nikel yakni akhir Desember 2019. Artinya, awal Januari 2020 para pengusaha sudah dilarang ekspor.

Peraturan pemerintah ini bisa memengaruhi kinerja IFSH tahun 2020. Emiten baru ini memperkirakan laba bersih tahun depan akan turun dari proyeksi tahun ini yang sebesar Rp 180 miliar.

"Bottomline tahun depan Rp 134 miliar," kata Direktur Keuangan Ifishdeco Ineke Kartika Dewi, Kamis (5/12). Dia menambahkan, jika peraturan tersebut tidak dimajukan, perusahaan sebenarnya bisa memperoleh kenaikan bottomline sebesar 7%.

Baca Juga: Ifishdeco (IFSH) akan membangun smelter baru dengan total nilai Rp 1,5 triliun

Sekretaris Perusahaan Ifishdeco Christoforus Pranoto menambahkan, selama pemerintah melarang ekspor, penjualan akan diserap oleh lokal. Hal inilah yang menyebabkan penurunan karena margin yang diperoleh lebih mini.

Top line tahun depan, IFSH membidik Rp 1,5 triliun. Angka ini naik 30% dari target akhir tahun 2019 yang dibidik di angka Rp 1,2 triliun. Kenaikan ini didorong oleh penjualan nickel pig iron (NPI) dari smelter PT Bintang Smelter Indonesia yang akan mulai berproduksi kembali di 2020. Adapun smelter berkapasitas 40.000 ton itu sempat berhenti sebelumnya karena LME rendah.

Sampai dengan kuartal III, perusahaan telah mengantongi pendapatan bersih dan laba masing-masing 60%.

Sebelum bergerak di bidang industri pertambangan bijih nikel, Ifishdeco adalah perusahaan perkebunan mente yang beroperasi sejak 1971. Tapi pada sekitar tahun 2000, kebun mente tak lagi produktif. Ternyata, penyebabnya adalah adanya kandungan nikel pada tanah perkebunan tersebut.

Oleh sebab itu, Ifishdeco kemudian beralih pada sektor nikel pada 2008 dengan mengajukan izin eksplorasi. Pada tahun 2018, PT Ifishdeco  menghasilkan bijih nikel hingga 1,35 juta ton dan NPI sebanyak 7.450 ton.

Usai melantai, emiten berkode saham IFSH ini menargetkan bisa mendapatkan laba hingga Rp 134 miliar. Target laba ini sebenarnya lebih kecil bila dibandingkan dengan target laba pada tahun 2019 yang menyentuh angka Rp 180 miliar.

Ifishdeco tidak terlalu khawatir. Lewat Bintang Smelter Indonesia, Ifishdeco telah memiliki smelter untuk pengolahan dan pemurnian nikel dengan kapasitas 40.000 ton. Bahkan Ifishdeco tengah meningkatkan kapasitas produksi smelter tersebut.

Baca Juga: Ifishdeco (IFSH) akan membangun smelter baru dengan total nilai Rp 1,5 triliun

"Saat ini kami sudah mulai membangun dua fasilitas menggunakan teknologi rotary kin electric furnace (RKEF) yang rencananya akan selesai pada 2021 mendatang. Saat ini kami sudah merampungkan kontrak dengan PLN terkait penyediaan listrik, jadi bisa segera dibangun," ujar Christoforus.

Ifishdeco menggunakan 83% dari total dana yang didapat melalui penawaran umum yang mencapai Rp 187 miliar untuk membeli mesin RKEF. Sementara 17% sisanya akan dialokasikan untuk modal kerja.

Chrsitoforus melanjutkan bahwa ekspansi ini diharapkan bisa menambah kapasitas produksi sebesar 120.000 ton. Dia juga optimistis bahwa ke depannya perusahaannya bisa semakin berkembang. Sebab harga jual nikel olahan memiliki margin yang lebih tinggi ketimbang bijih nikel. Selain itu, semakin meningkatnya produksi mobil listrik juga akan meningkatkan permintaan akan nikel olahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×