kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Larangan ekspor nikel, kinerja Ifishdeco (IFSH) tahun depan diprediksi turun


Kamis, 05 Desember 2019 / 22:01 WIB
Larangan ekspor nikel, kinerja Ifishdeco (IFSH) tahun depan diprediksi turun
ILUSTRASI. PT Ifishdeco Tbk (FISH) melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Kamis (5/12).


Reporter: Hikma Dirgantara, Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pertambangan bijih nikel PT Ifishdeco Tbk (IFSH) mengatakan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 11 tahun 2019, batas waktu terakhir untuk ekspor bijih nikel yakni akhir Desember 2019. Artinya, awal Januari 2020 para pengusaha sudah dilarang ekspor.

Peraturan pemerintah ini bisa memengaruhi kinerja IFSH tahun 2020. Emiten baru ini memperkirakan laba bersih tahun depan akan turun dari proyeksi tahun ini yang sebesar Rp 180 miliar.

"Bottomline tahun depan Rp 134 miliar," kata Direktur Keuangan Ifishdeco Ineke Kartika Dewi, Kamis (5/12). Dia menambahkan, jika peraturan tersebut tidak dimajukan, perusahaan sebenarnya bisa memperoleh kenaikan bottomline sebesar 7%.

Baca Juga: Ifishdeco (IFSH) akan membangun smelter baru dengan total nilai Rp 1,5 triliun

Sekretaris Perusahaan Ifishdeco Christoforus Pranoto menambahkan, selama pemerintah melarang ekspor, penjualan akan diserap oleh lokal. Hal inilah yang menyebabkan penurunan karena margin yang diperoleh lebih mini.

Top line tahun depan, IFSH membidik Rp 1,5 triliun. Angka ini naik 30% dari target akhir tahun 2019 yang dibidik di angka Rp 1,2 triliun. Kenaikan ini didorong oleh penjualan nickel pig iron (NPI) dari smelter PT Bintang Smelter Indonesia yang akan mulai berproduksi kembali di 2020. Adapun smelter berkapasitas 40.000 ton itu sempat berhenti sebelumnya karena LME rendah.

Sampai dengan kuartal III, perusahaan telah mengantongi pendapatan bersih dan laba masing-masing 60%.




TERBARU

[X]
×