kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ifishdeco (IFSH) akan membangun smelter baru dengan total nilai Rp 1,5 triliun


Kamis, 05 Desember 2019 / 21:06 WIB
Ifishdeco (IFSH) akan membangun smelter baru dengan total nilai Rp 1,5 triliun
PT Ifishdeco Tbk (FISH) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Kamis (5/12).


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pertambangan bijih nikel PT Ifishdeco Tbk (IFSH) berencana membangun smelter kedua lewat anak usahanya, PT Bintang Smelter Indonesia. Dana yang digelontorkan untuk pembangunan smelter baru sebesar Rp 1,5 triliun.

"Pendanaan dari kas dan ada investor dari China, Huwang Hee," kata Sekretaris Perusahaan Ifishdeco Christoforus Pranoto ketika ditemui Kontan.co.id usai pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Kamis (5/12). Lebih lanjut, dia memperkirakan komposisi pendanaan akan sebesar 50:50.

Perusahaan dengan kode emiten IFSH ini sudah memiliki satu smelter dengan kapasitas 40.000 ton. Dengan kehadiran smelter baru ini, Ifishdeco akan menambah kapasitas sebesar 120.000 ton.

Baca Juga: Saham Ifishdeco (IFSH) melejit 47% saat perdagangan perdana

Walau sudah direncanakan, Christoforus mengakui pihaknya belum melakukan ground breaking. Akan tetapi, IFSH sudah bekerja sama untuk pembangunan konstruksi pondasinya. Sejauh ini, Ifishdeco telah menandatangani kontrak pembelian listrik dengan PLN untuk mengoperasikan mesin-mesin smelter.

Smelter itu nantinya akan menggunakan mesin Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF). Mesin RKEF tersebut digunakan sebagai mesin pengolahan dan pemurnian bijih nikel untuk menghasilkan produk feronikel (FeNi). Oleh karena itu, Ifishdeco mencari pendanaan dengan melakukan initial public offering (IPO).

Asal tahu saja, sebesar 83% dari total dana yang dihimpun melalui IPO akan digunakan untuk down payment (DP) atau uang muka mesin. Ifishdeco menawarkan 425 juta saham yang diperdagangkan dengan harga Rp 440. Sehingga dana yang diperoleh dari IPO sebesar Rp 187 miliar.

Baca Juga: Indonesia Fibreboard (IFII) meraup Rp 148,26 miliar dari IPO

Pembangunan smelter ini diharapkan akan selesai maksimal pada tahun 2022. Hal ini berkaitan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 11 tahun 2019 yang mengatakan batas waktu terakhir untuk ekspor bijih nikel yakni akhir Desember 2019. Artinya awal, Januari 2020 para pengusaha sudah dilarang untuk mengekspor. Perusahaan juga diminta membangun smelter dengan tenggat waktu tahun 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×