Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) melanjutkan upaya ekspansinya tahun ini. Tidak hanya secara organik, tetapi juga ekspansi secara anorganik. Hal, ini merupakan upaya perseroan menebalkan kantong jangka panjang.
Adityawarman, Direktur Utama JSMR mengatakan, salah satu ekspansi anorganik yang dilakukannya adalah akuisisi. "Ada yang sedang kami bidik, yaitu tol Surabaya Tengah, dari Aloha sampai Tanjung Perak," ujarnya, Selasa (18/2).
Selain itu, pihaknya juga tengah mengajukan sejumlah proyek yang awalnya proyek inisiatif menjadi proyek yang ditenderkan pemerintah. Jasa Marga telah mengajukan hal ini kepada pemerintah. Ada empat ruas yang menjadi target. Tiga diantarnya adalah Padang-Sicincin, Manado-Bitung, dan Medan-Binjai.
Adityawarman menjelaskan, pihaknya menjadikan ini sebagai proyek yang ditenderkan lantaran jika dikerjakan sendiri, secara bisnis tidak feasible. Manajemen BUMN tol ini mematok tingkat pengembalian alias internal rate of return (IRR) suatu proyek harus ada di kisaran 14%-16%.
Setelah dianalisa, proyek-proyek ini memiliki IRR di bawah 14%. Pasalnya, dalam skema proyek insiatif, pemerintah tidak bisa memberikan bantuan apapun, termasuk dalam pembebasan lahan. Karena terbentur aturan itulah, Jasa Marga mengajukan proyek-proyek ini menjadi proyek yang ditenderkan.
Adityawarman mengaku, belum mengetahui nilai proyek-proyek tersebut. Pasalnya, valuasi belum dilakukan. Selanjutnya, JSMR pun tengah mengikuti proses tender untuk proyek tol Medan-Kualanamu. Perseroan telah lolos tahap pra kualifikasi.
Reynaldi Hermansjah, Direktur Keuangan JSMR menambahkan, tahun ini, pihaknya mengalokasikan belanja modal senilai Rp 5,4 triliun. Sebesar Rp 3 triliun untuk pengembangan ruas tol baru. Sebesar Rp 2,4 tirliun untuk operasional perusahaan.
Namun, jika ada tambahan keperluan, maka pihaknya bisa saja menambah alokasi capex tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News