Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kurs rupiah hari ini masih akan dipengaruhi oleh hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Karena itu, pelaku pasar perlu memperhatikan siapa yang berpeluang terpilih jadi Presiden ke-45 AS.
David Sumual, ekonom Bank BCA mengatakan, jika Hillary Clinton menang, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan. Sebaliknya jika Donald Trump keluar sebagai pemenang, rupiah bisa melemah signifikan.
Sekadar info, kemarin (8/11), kurs spot rupiah menguat 0,02% menjadi Rp 13.084 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan, rupiah terkoreksi 0,06% menjadi Rp 13.090 per dollar AS.
Rupiah masih bisa menguat di pasar spot karena hasil jajak pendapat yang memenangkan Hillary Clinton menimbulkan optimisme investor akan masuk ke aset berisiko.
“Dari dalam negeri pertumbuhan ekonomi yang sedikit terkoreksi masih masuk dalam ekspektasi pasar,” terang David.
Tonny Mariano, analis Esandar Arthamas Berjangka, menilai, dollar AS sebagai mata uang aman tetap akan diburu investor. Hari ini, ia memprediksi rupiah melemah di Rp 13.050–Rp 13.150. Proyeksi David rupiah bergulir di Rp 13.000–Rp 13.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News