Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan relaksasi aturan terhadap perusahaan teknologi yang akan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) mendapat dukungan banyak pihak.
Inisiatif OJK itu dinilai akan menjadi pintu masuk bagi banyak perusahaan teknologi lokal yang akan melepaskan sahamnya di pasar modal.
Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai, saat ini adalah kesempatan baik bagi OJK untuk mereformasi aturan bagi perusahaan yang berniat listing di bursa, terutama bagi perusahaan yang bergerak di sektor teknologi.
Baca Juga: Archi Indonesia lakukan IPO dengan harga penawaran Rp 750 per saham
Bahkan sebagaimana yang terjadi di berbagai negara, seperti Amerika, Eropa hingga China, saham-saham sektor teknologi justru memiliki daya tarik yang kuat bagi investor hingga saat ini.
“Ini kesempatan. Kalau dulu, saham komoditas yang diburu investor, tapi sekarang saham-saham teknologi jadi primadona," jelas David dalam keterangan resmi, Selasa (22/6).
Ia menjelaskan bahwa di Eropa dan Amerika, investor menunjukkan antusiasme besar pada saham-saham sektor teknologi. Menurutnya, investor menyerbu pasar modal karena daya tarik perusahaan dari sektor teknologi ini.
Sejumlah perusahaan berbasis teknologi seperti Bukalapak, Ruangguru, GoTo dan Traveloka disebut-sebut akan segera melepas sahamnya ke bursa saham domestik. Bahkan saham Bukalapak diperkirakan sudah bisa dijualbelikan di pasar saham Agustus tahun ini.
Menurut David, Indonesia juga bisa melakukan itu, karena beberapa unicorn di bidang teknologi telah mengungkapkan rencananya untuk melangkah ke pasar modal melalui pelaksanaan IPO.
Baca Juga: Bakal Ada IPO Unicorn, Aturan Free Float Tak Berubah
Hal ini dilihat dia dapat menjadi momentum bagi OJK untuk memberikan kemudahan bagi perusahaan-perusahaan teknologi ini dalam mendaftarkan sahamnya di bursa.
“Perlu aturan yang meringankan mereka untuk bisa listing di bursa. Misalnya, salah satu yang sulit itu adalah peraturan terkait profitabilitas," ujarnya.
Kebanyakan perusahaan startup, David melanjutkan, masih mengalami kesulitan pendanaan. Sehingga biasanya mereka banyak mengandalkan angel investor. Itu sebabnya startup butuh relaksasi aturan terkait profitabilitas.
Selain itu, kata dia, kemudahan perizinan, biaya listing yang lebih murah maupun kecepatan administrasi menjadi bebarapa aspek yang ditunggu perusahaan teknologi yang akan IPO Dengan sinyal kuat dari para investor ke sektor teknologi, startup bisa jadi daya tarik tersendiri bagi masuknya investasi asing ke dalam negeri.
Baca Juga: Ekonom dukung aturan baru OJK agar perusahaan teknologi bisa segera IPO
Tak hanya investor asing, David juga melihat minat kuat dari pemodal dalam negeri. Apalagi jika yang masuk ke bursa adalah perusahaan teknologi lokal, ini tentunya perlu didukung kuat untuk masuk ke bursa guna meraih minat dari pemodal domestik yang cukup besar.
“Coba lihat China, dia memiliki perusahaan teknologi berbasis domestik yang besar dan pasarnya juga besar. Dengan pasar domestik kita yang besar, kita juga seharusnya bisa memberikan dukungan bagi perusahaan teknologi lokal yang bagus dan mampu bersaing,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News