Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lancartama Sejati Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/2). Emiten jasa konstruksi itu melepas 200 juta saham baru atau setara 20% dari modal ditempatkan.
Harga saham yang ditawarkan saat initial public offering (IPO) senilai Rp 175 miliar. Total, emiten dengan kode TAMA itu mengantongi Rp 35 miliar.
"Digunakan untuk pembelian kantor yang digunakan oleh perseroan sekarang. Sebagian lagi untuk modal kerja," kata Direktur Utama PT Lancartama Sejati Tbk Alex Widjaja usai melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/2).
Baca Juga: Listing hari ini, saham Lancartama Sejati (TAMA) kena auto reject atas
Berdasar prospektus, sebesar 82,89% dari dana yang dihimpun akan digunakan untuk pembelian aset berupa tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi perusahaan. Adapun jumlah dana yang terserap sebesar Rp 26 miliar.
Sementara 17,11% lainnya digunakan untuk modal kerja guna membiayai kegiatan operasional baik di bidang konstruksi, penyewaan kantor, maupun hunian.
Adapun tahun ini, TAMA berharap bisa mencatatkan kenaikan pendapatan sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 110 miliar. Sementara untuk labanya, diprediksi 10% hingga 20% dari pendapatan yang berhasil dikantongi.
Baca Juga: Duh, pelaku IKM agro terancam gulung tikar karena kesulitan pasokan gula
Perusahaan optimistis target tersebut akan tercapai, sebab pelanggan terbesar TAMA berasal dari industri-industri yang dibutuhkan oleh infrastruktur. Sementara, pengembangan infrastruktur merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas pemerintah.
"Mereka selalu melakukan ekpansi yang sudah dibicarakan kepada kami pada 2019, dan akan dilaksanakan pada tahun 2020," kata Alex lagi. Adapun proyek-proyek yang dimaksud berada di Cakung, Pulo Gadung, dan Pulo Mas.
TAMA juga berencana ekspansi dengan merambah penyewaan kantor. Langkah ini diambil supaya recuring income-nya tidak bergantung hanya pada proyek saja. Penyewaan kantor yang dimaksud berada di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, yang tengah dalam renovasi sehingga satu atau dua bulan lagi baru akan beroperasi.
Adapun di tahun 2020 ini, TAMA membidik proyek pembangunan depo peti kemas di daerah Cakung seluas 8 hektar. Jika proyek ini berhasil dikantongi, diperkirakan nilainya mencapai Rp 80 miliar secara multiyear dalam waktu tiga tahun.
Baca Juga: Lancartama Sejati akan gunakan dana IPO untuk beli tanah
Untuk mendukung proyek-proyeknya, TAMA mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang disiapkan perusahaan tahun ini sekitar Rp 70 miliar hingga Rp 80 miliar.
Sekadar informasi, per Juli 2019 TAMA mencatatkan pendapatan Rp 27,18 miliar naik 48,03% dari kuartal yang sama periode sebelumnya yang sebesar Rp 18,36 miliar. Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas tercatat Rp 1,95 miliar, pada periode yang sama tahun sebelumnya merugi Rp 3,09 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News