kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Lama Tidak Terdengar, Apa Kabar Aset NFT?


Jumat, 23 Juni 2023 / 19:26 WIB
Lama Tidak Terdengar, Apa Kabar Aset NFT?
ILUSTRASI. Aset Non Fungible Token (NFT) sudah lama tidak terdengar kabarnya. REUTERS/Tyrone Siu


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset Non Fungible Token (NFT) sudah lama tidak terdengar kabarnya. Aset digital ini tidak begitu ngetren seperti beberapa tahun lalu.

CEO Triv Gabriel Rey mengamati, saat ini sudah tidak banyak orang menaruh perhatian lebih terhadap NFT. Tren NFT sama seperti Initial Coin Offering (ICO) di tahun 2019 ketika banyak developer berlomba menawarkan koin terhadap para investor ataupun kolektor.

Hal ini tercermin dari tren pencarian google yang menunjukkan tingkat keingintahuan masyarakat mulai berkurang. Dari volume transaksi marketplace salah satunya Opensea juga terpantau terus menurun.

Baca Juga: Bitcoin Berpeluang Bullish pada Awal Bulan Ini, Simak Sentimennya

Gabriel belum melihat bakal ada pemulihan dalam jangka pendek sampai menengah untuk aset NFT. Di Indonesia, bahkan kebanyakan orang-orang berusaha menjual aset NFT ke luar negeri dan bukan berkeinginan sebagai investor NFT.

Bagi kolektor ataupun investor NFT masih bisa mengoleksi aset digital yang benar-benar dikeluarkan oleh seniman ternama di antaranya Banksy ataupun merek besar seperti Gucci yang mengeluarkan koleksi NFT.

“Jika kita sembarangan membeli NFT tanpa melihat jejak senimannya, investasi kita bisa boncos,” ujar Gabriel kepada Kontan.co.id, Jumat (23/6).

Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar, Christopher Tahir menilai, selama NFT hanya berfokus kepada hal-hal yang tidak terlihat nyata bagi sektor usaha, maka pengaplikasiannya juga akan terlihat main-main.

“NFT akhirnya terkesan hanya sekedar hype saja,” ujar Christopher kepada Kontan.co.id, Jumat (23/6).

Menurut Christopher, aset digital tersebut sebenarnya masih berkembang, walaupun secara industri memang agak mendingin. Dibutuhkan keseriusan dan kerjasama untuk merealisasikan ke arah yang lebih serius untuk menggali potensi  NFT.

Data firma analitik kripto, Nansen, menunjukkan bahwa volume perdagangan NFT masih meningkat lebih dari dua kali lipat. Volume perdagangan tercatat lebih dari 2,83 juta ETH atau setara US$4,54 miliar pada kuartal I-2023. Sebagai perbandingan, pasar NFT mentransaksikan lebih dari 1,5 juta ETH atau bernilai lebih dari US$1,97 miliar pada kuartal IV-2023.

Baca Juga: Cegah Calo dan Bot, Tiket NFT Bisa Digunakan untuk Kegiatan Olahraga dan Lingkungan

Namun, Christopher berujar, NFT untuk saat ini belum bisa dikategorikan sebagai aset investasi jangka panjang. Hal itu mengingat apresiasi terhadap aset digital masih belum setinggi karya seni fisik, sehingga untuk apresiasi jangka panjang masih belum terlihat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×