Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas tembaga gagal mempertahankan penguatannya pada awal pekan ini. Setelah menguat signifikan pada akhir pekan lalu, akhirnya harga logam industri ini kandas lantaran aksi ambil untung alias profit taking.
Pasar juga masih dibayangi kekhawatiran akan penerapan bea masuk untuk produk baja dan aluminium ke Amerika Serikat (AS).
Mengutip Investing.com, Senin (12/3) pukul 17.00 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) turun 0,97% ke level US$ 6.889,75 per metrik ton. Padahal, akhir pekan lalu, tembaga berhasil menguat 1,89%.
“Ini merupakan aksi ambil untung,” ujar Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka kepada Kontan.co.id, Senin.
Menurutnya, investor yang masih diliputi kekhawatiran terhadap penerapan bea impor baja dan aluminium oleh Presiden Donald Trump memanfaatkan kenaikan harga untuk mengambil keuntungan sesaat. Walaupun pembatasan tersebut tidak langsung tertuju bagi tembaga, tetapi tetap saja ini bisa mendorong pelemahan harga sejumlah komoditas.
Selain itu, pergerakan harga juga dipengaruhi rencana perusahaan tembaga asal Chili, Codelco yang berniat membuka tambang di Ekuador. Codelco baru saja menandatangani kesepakatan dengan Ekuador untuk mengembangkan tambang Llurimagua di kawasan Quito.
“Setelah program infrastruktur Trump jelas, memang banyak perusahaan yang berusaha menambah produksinya,” papar Ibrahim.
Meski hal tersebut berpotensi meningkatkan pasokan tembaga, tetapi Ibrahim masih meyakini tingkat permintaan masih cukup tinggi. Menurutnya, disetujuinya program infrastruktur Presiden Trump dalam anggaran belanja pemerintah AS pasti akan mendatangkan permintaan tembaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News