Reporter: Benedictus Bina Naratama | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk membuahkan kinerja memuaskan sepanjang kuartal I tahun ini. Laba bersih emiten yang memiliki lini bisnis utama di bidang perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) ini melonjak sebesar 63,8% secara tahunan atau year-on-year (yoy) jadi Rp 295,30 miliar.
Analis Valbury Asia Securities Budi Rustanto menilai, kinerja keuangan AKRA pada kuartal I-2015 sesuai ekspektasi. Ini karena pertumbuhan pendapatan lini bisnis perdagangan dan distribusi bahan kimia dasar 18,8% secara tahunan menjadi Rp 936 miliar. "Kami tetap memberikan outlook positif atas kinerja AKRA pada kuartal I-2015," tulis dia, dalam riset 22 April 2015.
Volume distribusi bahan kimia AKRA juga relatif stabil, yakni meningkat 0,6% yoy menjadi 339.309 ton pada kuartal I-2015. Untuk itu, kontribusi pendapatan AKRA dari lini bisnis bahan kimia memberikan kontribusi paling besar, yakni 89,2% terhadap total pendapatan kuartal I.
Maklum, perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) menurun 24,9% menjadi Rp 3,35 triliun. Padahal sejatinya, volume penjualan BBM meningkat 15,3% menjadi 504.636 kiloliter (kl) di kuartal I-2015.
Namun, harga jual rata-rata menurun 34,9 yoy menjadi Rp 6.634 per liter. Akibatnya, total jenderal pendapatan AKRA menurun 14,7% yoy menjadi Rp 4,8 triliun pada kuartal I-2015.
Brent Chinn, Analis Samuel Sekuritas, menilai, kinerja AKRA di kuartal pertama 2015 masih positif. Sebab, proyek Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Jawa Timur tahap I yang telah rampung, mampu menopang kinerja.
AKRA mulai membukukan penjualan lahan industri pada JIIPE sekitar Rp 94 miliar pada kuartal I-2015. Sepanjang 2014, AKRA telah menjual lahan industri antara 20 hektare (ha)-30 ha dengan harga jual rata-rata US$ 150-US$ 180 per m² dan akan dibukukan sebagai pendapatan tahun ini. "Penjualan lahan industri AKRA mencapai 100 ha -150 ha tahun ini, pengembangan proyek JIIPE akan menjadi pendorong utama mencapai pertumbuhan jangka panjang," ujar Brent.
Harga BBM
Budi menjelaskan, tahun ini kinerja AKRA akan tumbuh dengan meningkatnya margin bisnis perdagangan dan distribusi BBM. Dia memproyeksikan, pertumbuhan pendapatan tahun ini mencapai 3,1% yoy. Dengan asumsi ada kenaikan volume distribusi BBM, sehingga bisa mendukung pertumbuhan laba bersih AKRA tahun ini.
Volume distribusi BBM akan naik untuk industri dan pertambangan. "Penurunan harga minyak global menyebabkan produsen batubara meningkatkan aktivitas operasi penambangan tahun ini," jelas Budi. Selain itu, penurunan harga minyak dunia juga menyebabkan selisih harga BBM bersubsidi dan non-subsidi menjadi lebih kecil. Sehingga permintaan BBM jenis pertamax bisa meningkat. Budi yakin, bisnis distribusi BBM AKRA bisa tumbuh dalam jangka panjang.
Brent menambahkan, prospek bisnis AKRA juga masih menarik lantaran ada rencana membangun dua pembangkit listrik berkapasitas 600 MW di JIIPE. Total nilai investasi pembangunan pembangkit listrik ini mencapai US$ 1,5 miliar. Pembangunan dua pembangkit listrik ditargetkan selesai dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Ini dipercaya memberikan tambahan penjualan listrik.
Hingga akhir tahun ini Budi memproyeksikan, pendapatan AKRA Rp 23,16 triliun dan laba bersih Rp 1,26 triliun. Dia merekomendasikan, buy di Rp 6.000. Sedangkan Brent menyarankan, beli Rp 6.175. Analis Trimegah Securities, Willinoy Sitorus merekomendasikan, beli di Rp 5.650 Harga AKRA kemarin turun 3,85% di Rp 5.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News