kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lagi, batubara naik ke atas US$ 80 per metrik ton


Senin, 12 Juni 2017 / 21:22 WIB
Lagi, batubara naik ke atas US$ 80 per metrik ton


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga batubara mulai terangkat seiring dengan kenaikan permintaan menjelang musim panas. Namun, penguatan harga batubara diperkirakan tidak mampu bertahan hingga jangka panjang.

Mengutip Bloomberg, Jumat (9/6) harga batubara kontrak pengiriman Juli 2017 di ICE Futures Exchange melemah 0,3% ke level US$ 80,70 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Namun dalam sepekan batubara menanjak 6,5%.

Analis PT Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar menjelaskan, impor batubara China dalam lima bulan pertama tahun ini naik 29,6% menjadi 111,68 juta ton dibanding periode sama tahun lalu. Ini mengindikasikan permintaan batubara China cukup tinggi sehingga mengangkat harga batubara ke atas US$ 80 per metrik ton.

International Energy Agency (IEA) memperkirakan konsumsi batubara global akan mulai meningkat seiring dengan datangnya musim panas. Adapun konsumsi bulan Juli diprediksi sebesar 71,4 juta ton dan naik menjadi 72,5 juta ton pada bulan Agustus.

Meski ditopang sentimen positif, kenaikan harga batubara cenderung terbatas. Bahkan, ada resiko koreksi dalam jangka panjang. "Ketidakpastian kebijakan pemerintah China terkait pengendalian produksi batubara menjadi penghalang laju harga dalam jangka panjang," kata Deddy.

Pemerintah China memang masih memberlakukan pembatasan produksi batubara. Tetapi kebijakan tersebut tidak dapat diterapkan terus-menerus. Ketika harga mulai tinggi, pemerintah kembali mengizinkan para produsen untuk menaikkan produksi batubaranya.

Ditambah lagi, pembangkit listrik China melaporkan kerugian tahunan sepanjang 2016. Hal tersebut membuat pemerintah negeri Tembok Raksasa menurunkan harga batubara domestik dan turut menyeret batubara global.

Resiko lemahnya permintaan juga datang dari India. Impor batubara India Mei 2017 turun 6% menjadi 15,18 juta ton dibanding Mei 2016 lalu. Penurunan ini dipicu oleh menipisnya kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik. Pada tahun fiskal yang dimulai Oktober 2017, India berencana mulai meniadakan impor batubara demi meningkatkan produksi dalam negeri.

Sentimen positif yang bisa mengangkat harga batubara tinggal tersisa dari kebijakan Amerika Serikat. "Pasar menanti langkah nyata Presiden Amerika Donald Trump untuk menyokong kembali pasar batubara AS," lanjut Deddy.

Proyeksi Deddy, pergerakan harga batubara hingga akhir tahun akan berada di kisaran US$ 73,81 - US$ 84,60 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×