Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan laba bersih senilai Rp 1,01 triliun per akhir kuartal III-2021. Realisasi ini menyusut 51% dari laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,07 triliun.
Meski demikian, EXCL berhasil mendongkrak pendapatannya meski tipis. Emiten penyedia jasa telekomunikasi ini membukukan pendapatan senilai Rp 19,80 triliun, naik 0,73% dari pendapatan pada kuartal III-2020 sebesar Rp 19,65 triliun.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Samuel Glenn Tanuwidjaja menilai, kinerja pendapatan dan laba bersih EXCL selama 9 bulan pertama 2021 sudah sesuai ekspektasi. Pertama, EXCL berhasil mengendalikan pertumbuhan beban operasional serta beban penjualan dan pemasaran.
Manajemen biaya dalam rental tower expense serta beban administratif dan penjualan menjadi faktor krusial, karena biaya-biaya tersebut berkontribusi sekitar 67% dari total biaya operasional (opex).
Baca Juga: Intip rekomendasi saham Sarana Menara Nusantara (TOWR) dari Panin Sekuritas
Kedua, penambahan kas internal melalui kesuksesan penjualan aset-aset infrastruktur, dimana nilai transaksi mencapai lebih dari Rp 500 miliar. Sehingga aset EXCL naik sekitar Rp 890 miliar dibandingkan dengan kuartal II-2021.
Berdasarkan proyeksi dan analisis, Glenn menilai prospek kinerja EXCL masih akan cukup stabil. Pendapatan tahun penuh 2021 diproyeksi masih akan naik 4% menjadi Rp 27 triliun, dibandingkan pada tahun lalu sebesar Rp 26,1 triliun. Sementara untuk laba bersih, Glenn mengestimasikan EXCL akan mengantongi laba bersih senilai Rp 782 miliar.
“Untuk 2022, saya memprediksi kenaikan pendapatan 5,3% YoY dengan laba bersih stabil naik 9,5% YoY,” terang Glenn kepada Kontan.co.id, Selasa (9/11).
Sentimen ini juga didorong oleh realisasi langkah manajemen untuk menjaga pengeluaran operasional dan menjaga average revenue per user (ARPU) yang stabil di Rp 37.000.
Meski ARPU tersebut tergolong lebih rendah dibandingkan peers seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Tbk (ISAT), namun konsistensi ARPU manajemen EXCL menjadi salah satu langkah menjaga pertumbuhan pendapatan tahunan.
Baca Juga: Persaingan industri telekomunikasi kian sengit, begini prospek XL Axiata (EXCL)
Glenn mempertahankan rekomendasi hold terhadap saham EXCL dengan target harga Rp 3.150 per saham. Saham EXCL punya potensi capital gain 5% dengan harga pasar saat ini. Price to earnings (PE) ratio EXCL berada di angka 50,7 kali, yang mana masih lebih tinggi dibandingkan ISAT di kisaran 6,91 kali.
Namun, Glenn memperkirakan forward earning per share (EPS) EXCL akan mengalami pertumbuhan 15,2% di 2022, sehingga implied price to earnings (PE) menjadi 49,2 kali.
Dari sisi sektoral, Glenn menilai, persaingan di industri telekomunikasi semakin ketat. Konsolidasi telecommunication carrier antara Hutchitson 3 dan ISAT justru membuat pricing di industri ini semakin kompetitif. Sebab, pilihan konsumen terhadap cell phone carrier semakin sedikit.
Selanjutnya: Aksi akuisisi beri dampak positif, simak rekomendasi saham TOWR
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News