kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba turun 58%, Perusahaan Gas Negara (PGAS) tertekan triple shock


Jumat, 27 November 2020 / 17:21 WIB
Laba turun 58%, Perusahaan Gas Negara (PGAS) tertekan triple shock
ILUSTRASI. Perusahaan Gas Negara (PGAS) membukukan pendapatan sebesar US$ 2,15 miliar pada Januari-September 2020, turun 23,49% secara tahunan.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) alias PGN sebagai subholding gas PT Pertamina (Persero) membukukan pendapatan sebesar US$ 2,15 miliar atau sekitar Rp 31,51 triliun pada Januari-September 2020 menggunakan kurs tengah rata-rata kuartal tiga sebesar Rp 14.647.  

Pendapatan ini merosot 23,49% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$ 2,81 miliar. Adapun pendapatan kali ini sebagian besar berasal dari kinerja operasional penjualan gas. 

Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban mengungkapkan bahwa pencapaian kinerja keuangan kuartal tiga ini sangat dipengaruhi kondisi perekonomian saat ini yang masih belum pulih. Pertama, pandemi Covid-19 masih berlanjut yang belum dapat meningkatkan permintaan gas bumi. Kedua, harga migas dunia masih belum naik signifikan.

Ketiga, nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih fluktuatif. "Triple shock tersebut berpengaruh kepada bisnis PGN yaitu demand terhadap gas bumi, sektor hulu yang tergantung pada market terutama harga minyak dan gas serta harga LNG," ungkap Arie dalam siaran pers, Jumat (27/11). 

Baca Juga: Tahun depan, PGN (PGAS) bakal tingkatkan penyaluran gas ke Pupuk Kujang jadi 25 BBTUD

Laba bersih emiten pelat merah ini merosot 58,72% menjadi sebesar US$ 53,3 juta dari capaian di periode yang sama tahun lalu US$ 129,11 juta.

Hingga akhir tahun, PGN berupaya untuk meningkatkan pendapatan dan tetap disertai dengan efisiensi dari sisi biaya, sehingga di akhir tahun diharapkan kinerja keuangan menjadi lebih baik. Arie mengatakan, posisi kas dan setara kas per 30 September 2020 sebesar US$ 1,19 miliar. Posisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2019 yaitu sebesar US$ 1,04 miliar.

Demikian juga kemampuan dalam memenuhi kewajibannya, Arie mengklaim masih baik, dengan current ratio per 30 September 2020 sebesar 268%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan current ratio per 31 Desember 2019 sebesar 197%.

Baca Juga: Analis: Fundamental jangka panjang PGAS akan lebih stabil

Di tengah tekanan kinerja, PGN berupaya menjaga kinerja operasional dan keuangan khususnya dalam melayani kebutuhan gas bumi nasional. Selama periode Januari–September 2020, PGN menyalurkan gas bumi dengan volume distribusi sebesar 812 BBTUD, volume transmisi sebesar 1.276 MMSCfD, lifting minyak dan gas sebesar 5.260 MBOE, transportasi minyak sebesar 2.780 MBOE, pemrosesan LPG sebesar 34.206 TON, dan regasifikasi sebesar 93 BBTUD.

Di tengah tantangan bisnis dan perlambatan ekonomi global maupun nasional, PGN berupaya untuk mengoptimalkan setiap peluang yang ada untuk memperkuat bisnis perusahaan. Pembangunan infrastruktur gas bumi untuk menjangkau pasar-pasar baru terus dilakukan di berbagai daerah.

PGN juga melibat anak perusahaan maupun afiliasi untuk menyediakan layanan terintegrasi yang yang mengedepankan kemudahan untuk pelanggan. Total pelanggan PGN tercatat lebih dari 422.000 pelanggan pada akhir periode.

Baca Juga: Realisasi sudah 90%, PGN yakin tuntaskan penugasan jaringan gas 2020

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menambahkan, PGAS juga akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi secara berkesinambungan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional di berbagai sektor bisnis dan pemulihan ekonomi nasional.

PGN telah melaksanakan implementasi Kepmen ESDM 89K/2020 menyalurkan gas dengan harga khusus sebesar US$ 6 per MMBTU ke tujuh sektor industri tertentu. 

"Kami mengharapkan dengan semakin membaiknya kondisi demand tujuh sektor industri khusus dapat diwujudkan dalam penyerapan gas bumi yang semakin optimal sampai akhir tahun sesuai jumlah volume yang ditetapkan Kepmen ESDM 89.K/2020. Kami telah mendapatkan konfirmasi bahwa beberapa sektor industri khusus telah menggeliat produksinya bahkan sampai kembali ekspor dan berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan mereka," imbuh Rachmat.

Baca Juga: PGN: Kebijakan harga gas US$ 6 per MMBTU mulai brdampak pada pemulihan industri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×