Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
Ini melengkapi bisnis menara dan serat optiknya dengan kontrak jangka panjang. Dengan memanfaatkan model B2B-nya, perusahaan menargetkan 6.000 klien yang sudah ada, menciptakan pasar captive.
“Modal yang kuat, pendapatan yang terdiversifikasi, dan investasi hijau mendukung pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan,” kata Arief.
Sementara itu, Niko Pandowo, Analis Sucor Sekuritas mengatakan, dana yang didapat dari rights issue sebesar Rp 5,5 triliun pada Juli 2025 akan digunakan untuk membayar kembali pinjaman anak perusahaannya, Protelindo.
Baca Juga: IHSG Bergerak Terbatas, Simak Rekomendasi Saham BRIDanareksa Sekuritas (23/10)
Sehingga menurunkan rasio utang bersih terhadap ekuitas TOWR dari 2,52x menjadi 2,48x.
“Pelepasan utang ini memperkuat neraca dan memberikan fleksibilitas yang lebih besar untuk mendanai pertumbuhan di masa mendatang, baik secara organik maupun melalui belanja modal anorganik,” ucap Niko dalam risetnya pada 16 September 2025.
Arief memproyeksikan pendapatan dan laba bersih TOWR tahun 2025 masing – masing dapat mencapai Rp 13,18 triliun dan Rp 3,5 triliun. Adapun pada tahun 2024 TOWR membukukan pendapatan Rp 12,74 triliun dan laba bersih Rp 3,34 triliun.
Baca Juga: IHSG Menguat, Simak Rekomendasi Saham BRIDanareksa Sekuritas (24/10)
Dengan fundamental yang masih kuat (valuasi sudah murah) dan arus kas solid, Sukarno menilai saham TOWR layak akumulasi buy atau buy dengan target harga Rp 700 per saham.
Sedangkan Arief dan Niko merekomendasikan buy saham TOWR dengan target harga masing-masing Rp 800 per saham dan Rp 920 per saham.
Selanjutnya: Intra GolfLink Resorts (GOLF) Raup Pendapatan Rp 109,6 Miliar di Kuartal III-2025
Menarik Dibaca: 3 Fakta Tentang Pori-Pori Wajah, Benarkah Bisa Dihilangkan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


/2018/12/11/931126599.jpg) 
  
  
  
 











