kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba laba turun 12,71% di kuartal III-2019, simak rekomendasi analis untuk saham CTRA


Kamis, 31 Oktober 2019 / 17:52 WIB
Laba laba turun 12,71% di kuartal III-2019, simak rekomendasi analis untuk saham CTRA
ILUSTRASI. PT Ciputra Development Tbk adalah salah satu perusahaan properti Indonesia terkemuka.


Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang Januari hingga September 2019, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatatkan kinerja keuangan yang suram. Emiten yang bergerak di bidang properti itu mengalami penurunan pada pendapatan serta laba.

Secara year on year (yoy), laba CTRA hingga kuartal III 2019, turun 12,71% menjadi Rp 465,66 miliar, sedangkan sebelumnya Rp 533,52 miliar per 31 Desember 2018.

Pendapatan CTRA juga turun tipis 0,74% menjadi Rp 4,65 triliun. Namun, ada kontributor yang membantu pendapatan emiten itu tak turun signifikan, yakni penjualan neto kantor yang naik 1,58% menjadi Rp 334,76 miliar, serta penjualan kapling naik 100,69% menjadi Rp 160,91 miliar.

Sementara, total aset CTRA juga naik meski tipis sebesar 3,51% menjadi Rp 35,49 triliun dari yang sebelumnya Rp 34,29 triliun.

Analis Trimegah Sekuritas Adi Prabowo menyatakan meski secara yoy laba CTRA turun, tetapi jika berdasarkan quarter on quarter (QoQ) laba Ciputra Development meningkat pesat.

"Laba CTRA kan turun secara yoy. Kalau basis QoQ naiknya pesat sekali. Turunnya mereka itu hanya masalah recognition revenue saja, jadi tidak ada masalah," papar Adi kepada Kontan.co.id, Kamis (31/10).

Maksudnya adalah penurunan laba CTRA dikarenakan emiten itu mencatatkan pembukuannya dengan sistem cash basis alias menerima pendapatan dulu baru dicatatkan.

Baca Juga: Cermati rekomendasi teknikal saham WSKT, CTRA, dan ACES untuk Rabu (30/10)

Menurut Adi kinerja CTRA masih bagus. Hasil kinerja keuangan CTRA juga masih sesuai dengan proyeksi yang dibuat oleh Adi karena secara QoQ emiten itu masih mengalami kenaikan.

Senada, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan kinerja CTRA terbilang cukup bagus. Sebab, emiten itu menargetkan pendapatan marketing sales sebesar Rp 6 triliun di tahun 2019, dan sejauh ini sudah terkumpul hingga Rp 4,8 triliun. Artinya, realisasi marketing sales perseroan telah mencapai sekitar 80% dari target.

Keseriusan CTRA di sembilan bulan pertama tahun 2019 juga terbukti dari penjualan kapling tanah dan proyek perkantoran emiten itu. Nico mengatakan meski pendapatan turun, tapi penjualan kantor dan kapling tanah CTRA meningkat pesat.

Apalagi CTRA kemarin fokus menggarap pembangunan Citra Towers Kemayoran Business District yang rampung pada akhir September lalu.

Selain itu, ia menilai CTRA memiliki prospek baik karena emiten itu bisa memilih proyek yang sangat strategis. Sebagai contoh, Citra Towers Kemayoran memiliki konsep perkantoran plus hiburan.

"Di saat developer lain belum melakukannya. CTRA memilih proyek strategis seperti Citra Towers Kemayoran. Perkantoran tapi ada entertainment, bisa nonton, bisa makan dengan berbagai pilihan," ujar Nico.

Kendati demikian, Nico menilai CTRA perlu menggenjot penjualan pra penjualan atau marketing sales perusahaan itu di sisa akhir tahun ini, terutama 20% dari target yang belum dicapai.

Sementara, analis Deutsche Verdhana Sekuritas Hadi Soegiarto menungkapkan dalam risetnya tanggal 26 September 2019, CTRA berhasil melakukan perubahan strategi.

Ia menilai, kinerja CTRA pada semester II 2019 akan membaik karena didorong oleh pipeline marketing sales emiten tersebut. Menurut Hadi, di tengah prospek pasar properti yang lambat, CTRA berpotensi menghasilkan marketing sales melebihi 4% dari target yang perseroan tentukan, setelah gagal dalam target awal selama tiga tahun terakhir.

Hadi memperkirakan total potensi marketing sales sebesar Rp 1,35 triliun dari pipeline proyek peluncuran yang akan datang, yakni periode September hingga Desember 2019. Sementara, potensi marketing sales dari proyek non peluncuran sebesar Rp 1,1 triliun.

Alhasil, angka tersebut bisa mengangkat marketing sales CTRA dari Rp 3,8 triliun pada hingga Agustus 2019 menjadi Rp 6,25 triliun hingga akhir tahun 2019. Artinya, lebih 4% dari yang CTRA targetkan sebesar Rp 6 triliun.

Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) mengakui pasar perkantoran masih berat

Hadi juga menilai proyek peluncuran pemukiman Jakarta yang terjangkau seperti pengembangan Citra Garden Puri juga mendorong marketing sales emiten itu. CTRA menargetkan marketing sales proyek itu terkumpul Rp 300 miliar dengan harga unit rumah mulai dari Rp 900 miliar.

Namun, realisasinya proyek Citra Garden Puri Jakarta Barat berhasil menyumbang sebesar Rp 700 miliar. Sehingga, marketing sales CTRA, hingga kini sudah terkumpul sekitar Rp 4,8 triliun. Ini setelah pada September lalu CTRA mencatat marketing sales Rp 4,1 triliun.

Sementara itu, Nico menilai dari pergerakan saham CTRA juga menunjukkan tren positif. Sejak 2018 di bulan Oktober, saham CTRA berangsur-angsur mengalami kenaikan. Ia menilai harga saham emiten itu menunjukkan tren positif sejak tahun lalu. Meskipun saat ini ada penurunan tapi tidak akan berlangsung lama karena CTRA tidak mengalami penurunan yang signifikan.

Nico merekomendasikan buy saham CTRA dengan target Rp 1.600. Sedangkan Hadi juga menyarankan buy dengan target Rp 1.430.

Sementara itu, Adi juga merekomendasikan buy saham CTRA dengan target Rp 1.300 per sahamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×