Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk mencetak kinerja yang positif sepanjang tahun 2020. Emiten dengan kode KLBF itu mencatatkan pertumbuhan baik dari sisi top line maupun bottom line.
Mengutip laporan keuangannya, emiten dengan kode saham KLBF itu mengantongi penjualan bersih hingga Rp 23,11 triliun sepanjang tahun 2020. Jumlah tersebut naik 2,12% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 22,63 triliun.
Adapun segmen distribusi dan logistik berkontribusi paling tinggi hingga Rp 7,75 triliun. Segmen ini juga bertumbuh paling signifikan dibanding yang lain hingga 5,11% yoy dari Rp 7,38 triliun pada akhir tahun 2019.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) optimistis kinerjanya meningkat lebih baik di tahun ini
Kontribusi terbesar setelahnya berasal dari segmen nutrisi dan obat resep yang masing-masing tercatat Rp 6,74 triliun dan Rp 4,98 triliun. Adapun segmen nutrisi bertumbuh 1,86% yoy, sementara segmen obat resep cenderung terkikis 3,53% yoy.
Kontribusi paling mini dicatatkan oleh produk kesehatan hingga Rp 3,63 triliun. Segmen ini meningkat cukup tinggi 4,66% dibanding tahun sebelumnya.
Pertumbuhan dari sisi top line membuat laba kotor KLBF cenderung stabil Rp 10,25 triliun. Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yang tercatat Rp 10,24 triliun.
Mengutip keterangan resminya, rasio laba kotor terhadap penjualan turun menjadi 44,3% dari 45,3% untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya. Adapun ini disebabkan oleh perubahan mix portofolio produk.
Lebih lanjut dijelaskan, laba sebelum pajak penghasilan pada tahun 2020 sebesar Rp 3.63 triliun bertumbuh 6,6% yoy dengan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,7%. Jumlah ini Mengalami peningkatan dari 15,0% pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 2,73 triliun. Jumlah tersebut meningkat 9,04% yoy dari Rp 2,51 triliun.
"Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi di biaya operasional dan tarif pajak yang lebih rendah," jelas manajemen KLBF dalam keterangan resminya, Rabu (31/3).
Lebih lanjut dijelaskan, melihat kondisi pandemi Covid-19 yang diprediksi masih akan berlanjut sampai akhir tahun, KLBF membidik target penjualan bersih sebesar 5% hingga 6% di tahun 2021. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan laba bersihnya sekitar 5% hingga 6%.
Optimisme KLBF untuk tumbuh mendorong perusahaan terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan. Melalui sinergi ABG (Akademisi, Business, dan Government) KLBF terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (hilirisasi produk) dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis Perseroan.
" Di lain pihak, Perseroan membuka kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk joint-venture, akusisi atau bentuk kerja sama bisnis lainnya," seperti yang tertulis dalam keterangan tersebut.
Baca Juga: Kalbe Farma luncurkan alat tes Covid-19 metode air liur, bisa deteksi varian B.1.1.7
KLBF juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Sementara itu, KLBF masih berkomitmen mempertahankan pembagian dividen pada rasio 45% hingga 55% dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.
Sekadar informasi, KLBF meyakini menyakini pentingnya pengelolaan keuangan yang berhati-hati dan seksama selama pandemi. Ini dilakukan agar dapat secara konsisten mempertahankan posisi keuangan yang kuat.
Adapun di akhir tahun 2020, KLBF memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 5,21 triliun nnaik 71,3% yoy. Sementara itu, total liabilitas dan ekuitas naik 11,4% menjadi Rp 22,56 triliun dari Rp 20,27 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News