Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
"Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi di biaya operasional dan tarif pajak yang lebih rendah," jelas manajemen KLBF dalam keterangan resminya, Rabu (31/3).
Lebih lanjut dijelaskan, melihat kondisi pandemi Covid-19 yang diprediksi masih akan berlanjut sampai akhir tahun, KLBF membidik target penjualan bersih sebesar 5% hingga 6% di tahun 2021. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan laba bersihnya sekitar 5% hingga 6%.
Optimisme KLBF untuk tumbuh mendorong perusahaan terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan. Melalui sinergi ABG (Akademisi, Business, dan Government) KLBF terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (hilirisasi produk) dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis Perseroan.
" Di lain pihak, Perseroan membuka kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk joint-venture, akusisi atau bentuk kerja sama bisnis lainnya," seperti yang tertulis dalam keterangan tersebut.
Baca Juga: Kalbe Farma luncurkan alat tes Covid-19 metode air liur, bisa deteksi varian B.1.1.7
KLBF juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Sementara itu, KLBF masih berkomitmen mempertahankan pembagian dividen pada rasio 45% hingga 55% dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.
Sekadar informasi, KLBF meyakini menyakini pentingnya pengelolaan keuangan yang berhati-hati dan seksama selama pandemi. Ini dilakukan agar dapat secara konsisten mempertahankan posisi keuangan yang kuat.
Adapun di akhir tahun 2020, KLBF memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 5,21 triliun nnaik 71,3% yoy. Sementara itu, total liabilitas dan ekuitas naik 11,4% menjadi Rp 22,56 triliun dari Rp 20,27 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News