kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba INCO merosot 60%


Kamis, 22 Oktober 2015 / 17:18 WIB
Laba INCO merosot 60%


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kondisi emiten komoditas semakin terjerembab. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengantungi laba US$ 51,85 juta sampai kuartal ketiga 2015. Sayangnya, raihan keuntungan tersebut merosot 60,22% dari US$ 130,35 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.

Fluktuasi nilai tukar Rupiah turut menekan kinerja keuangan INCO. Emiten tambang ini harus rela membukukan rugi kurs US$ 9,3 juta. Pasalnya, ada aset Rupiah terutama piutang pengembalian.

Pendapatan INCO turun 20,6% dari US$ 772,29 juta ke posisi US$ 613,13 juta. Lalu beban yang ditanggung mampu berkurang 7,68% dari US$ 538,1 juta menjadi US$ 496,74 juta.

"Kami senantiasa terus melanjutkan upaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya kami,” kata Nico Kanter, Direktur Utama INCO, dalam siaran pers, Kamis, (22/10).

Nico mengatakan, perseroan terus berupaya meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar per unit produksi dengan menekan operasional. Lebih lanjut, INCO diuntungkan dari rendahnya harga Minyak Bakar Bersulfur Tinggi (HSFO), minyak diesel, dan batubara.

Menurutnya, INCO berhasil menurunkan beban pokok pendapatan kas per unit yang lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya. Bahkan, angka tersebut merupakan rekor terendah perseroan dalam 5 tahun terakhir. Ini dikarenakan adanya penurunan biaya energi dan biaya tetap per unit yang terdilusi karena meningginya produksi.

Sampai kuartal ketiga, INCO memproduksi 58.875 metrik ton nikel. Jumlah tersebut naik tipis 1,24% dari 58.141 metrik ton di periode yang sama tahun sebelumnya. Lalu penjualan nikelnya tumbuh 1,57% dari 58.867 metrik ton ke posisi 59.796 metrik ton.

Hingga akhir tahun, INCO mempertahankan target produksinya di sekitar 80.000 metrik ton nikel. Namun kini, perseroan tengah memantau musim kemarau yang diprediksi berkepanjangan. Menurut Nico, kondisi ini dapat mempengaruhi ketersediaan listrik dari bendungan pembangkit listrik tenaga air di sekitar Soroako. Oleh karena itu, INCO mengkaji alternatif lain serta melihat dampaknya terhadap produksi perseroan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×