Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten rokok, PT HM Sampoerna (HMSP) mencatatkan pertumbuhan negatif dari segi laba per kuartal III-2024. Padahal, perusahaan mencatatkan penjualan yang positif pada periode tersebut.
Melansir laporan keuangannya di keterbukaan informasi BEI pada Selasa (29/10), HMSP mencatatkan laba sebesar Rp 5,22 triliun per September 2024, turun 15,8% secara year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,20 triliun.
Sementara, penjualan bersih perusahaan mencapai Rp 88,46 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun 2024, naik 1,34% dari posisi Rp 87,29 triliun yang sama tahun lalu. Beban pokok penjualan pun meningkat menjadi Rp 74,70 triliun, melonjak dari Rp 72,85 triliun.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham SSIA, HMSP, DOID, Untuk Besok (18/10)
Alhasil, laba kotor perusahaan turun 4,72% dari Rp 14,44 triliun per kuartal III-2023, menjadi Rp 13,75 triliun per September 2024.
Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan penurunan laba sebesar 15,8% sudah diprediksi oleh beberapa analis yang memperkirakan tekanan dari kenaikan beban operasional dan cukai.
Adapun penjualan HMSP naik 1,34% yoy dan beban pokok penjualan mengalami peningkatan hingga 2,54% yoy. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh lonjakan biaya bahan baku dari Rp 6,92 triliun menjadi Rp 8,3 triliun dan meningkatnya beban pita cukai dari Rp 48,81 triliun ke Rp 49,27 triliun.
"Dengan begitu, meskipun ada peningkatan penjualan, margin laba HMSP tergerus oleh biaya produksi dan cukai yang lebih tinggi dan mengambil hampir 56% dari total penjualan bersih mereka," kata Hendra kepada Kontan, Selasa (29/10).
Hendra bilang kenaikan pendapatan yang tipis ini lebih dipicu oleh pertumbuhan volume penjualan yang relatif terbatas di tengah kenaikan cukai yang membebani harga rokok. HMSP masih menghadapi tantangan dari kenaikan cukai rokok yang terus menekan margin, terutama pada produk sigaret kretek mesin dan sigaret putih yang memang dikenakan tarif cukai cukup tinggi.
Beban cukai yang besar membuat kenaikan penjualan ini tidak signifikan pada laba bersih, karena setiap kenaikan volume harus diimbangi dengan peningkatan harga jual yang sensitif terhadap daya beli konsumen.
Hendra melihat prospek kinerja HMSP ke depannya akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan cukai tembakau dari pemerintah.
Baca Juga: Pemerintah Batalkan Kenaikan Tarif Cukai Rokok, Cek Rekomendasi Saham HMSP dan GGRM
Bila pemerintah mempertahankan kebijakan multiyears yang mengacu pada parameter ekonomi seperti inflasi dan daya beli, HMSP dapat memiliki ruang untuk menstabilkan kinerjanya. Namun, jika cukai kembali dinaikkan secara agresif, maka margin laba perusahaan ini bisa kembali tertekan.
"Oleh karena itu, investor dan pelaku pasar perlu memantau kebijakan pemerintah terkait cukai rokok, serta potensi upaya pemberantasan rokok ilegal yang juga akan mempengaruhi distribusi produk legal HMSP," ujarnya.
Hendra merekomendasikan untuk buy on weakness saham HMSP pada kisaran harga Rp 670 dengan target harga jangka panjang menengah di level Rp 800.
Strategi ini mencerminkan ekspektasi bahwa harga saham HMSP masih memiliki potensi naik apabila ada stabilisasi dari sisi biaya operasional, terutama jika ada kebijakan pemerintah yang lebih moderat terkait kenaikan cukai di masa mendatang.
Selanjutnya: PHK Masih Tinggi, BPJS Ketenagakerjaan Bayar Manfaat JKP Rp 289,96 Miliar
Menarik Dibaca: Apakah Katarak Kucing Bisa Sembuh? Simak Penjelasan dan Pengobatannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News