kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Laba dan Pendapatan Kompak Naik di 2023, Ini Rekomendasi Saham Summarecon (SMRA)


Selasa, 19 Maret 2024 / 17:00 WIB
Laba dan Pendapatan Kompak Naik di 2023, Ini Rekomendasi Saham Summarecon (SMRA)
ILUSTRASI. Kawasan pusat kuliner Gafoy yang dikembangkan Summarecon di Kelapa Gading, Jakarta Utara.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan laba sebesar Rp 765,96 miliar di tahun 2023. Angka tersebut naik 22% dari laba di tahun 2022.

Melansir laporan keuangan di laman BEI, SMRA juga mencatatkan kenaikan pendapatan di tahun lalu. SMRA membukukan pendapatan sebesar Rp 6,65 triliun tahun lalu, naik 16,42% dari tahun 2022 yang sebesar Rp 5,71 triliun.

Jika dirinci, segmen pengembang properti berkontribusi sebesar Rp 4,04 triliun alias 60,7% ke total pendapatan SMRA di tahun 2023. Lalu, disusul dengan properti investasi Rp 1,73 triliun alias 26,10%, serta lain-lain Rp 876,13 miliar.

Pada segmen pengembangan properti, penjualan rumah dari pihak ketiga menyumbang kontribusi paling besar ke pendapatan SMRA di tahun 2023, yaitu Rp 3,06 triliun. Raihan ini naik 75,3% secara tahunan.

Baca Juga: Laba Naik 22% di Tahun 2023, Simak Rekomendasi Saham Summarecon (SMRA)

Pada segmen properti investasi, aset mal dan retail menyumbang kontribusi paling besar ke pendapatan SMRA di tahun lalu. Aset mal dan retail dari pihak-pihak berelasi sebesar Rp 50,99 miliar dan dari pihak ketiga sebesar Rp 1,57 triliun.

Pada segmen lain-lain, aset hotel dari pihak ketiga menyumbang paling besar ke pendapatan Perseroan di tahun lalu, yaitu Rp 415,42 miliar. Raihan ini naik 41,6% secara tahunan.

Research Analyst Phintraco Sekuritas Arsita Budi Rizqi melihat, kenaikan penjualan rumah SMRA berasal dari dukungan pemerintah terhadap sektor properti melalui pemberlakuan Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) di November 2023.

Selain itu, pemerintah turut memberlakukan insentif bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) berupa pembiayaan administrasi rumah Rp 4 juta, serta program DP 0% bagi pembelian rumah dengan sistem KPR.

“SMRA diuntungkan dari kebijakan tersebut karena Perseroan memiliki segmentasi pasar mid-upper income class pada penjualan rumah. Tercatat, dalam periode November - Desember 2023, SMRA mampu membukukan sebesar Rp 300 miliar presales pada periode awal Insentif PPN DTP,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/3).

Baca Juga: Naik 22%, Summarecon Agung (SMRA) Catat Laba Rp 765,96 Miliar pada Tahun 2023

Dari segmen recurring alias properti investasi, sentimen pertumbuhannya berasal dari pemulihan yang kuat pasca-pandemi Covid-19. Sehingga, meningkatkan tingkat okupansi mall yang tinggi, serta tarif sewa yang lebih baik.

“Di pendapatan lainnya, sentimen tak berbeda jauh dengan segmen recurring, sehingga terjadi peningkatan aktivitas pariwisata di Indonesia,” paparnya.

Di tahun 2024, Arsita melihat, masih ada ruang bagi SMRA untuk tetap tumbuh. Hal ini khususnya dengan ditopang oleh Insentif PPN DTP yang masih akan berlangsung hingga Desember 2024. Sementara itu, masih terdapat harapan terkait tren pemangkasan suku bunga acuan yang akan diinisiasi oleh the Fed.

Penurunan suku bunga kemungkinan besar akan meningkatkan prospek peningkatan marketing sales SMRA di tahun 2024, terkhusus pada segmen property and development yang memiliki kontribusi terbesar di pendapatan SMRA.

Sementara, dari segmen recurring, terkhusus segmen mall dan retail, juga memiliki ruang tumbuh seiring dengan peningkatan mobilitas dan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Perkuat Lini Bisnis Komersial

Arsita melihat, pembukaan Summarecon Mall Bandung pada awal tahun 2024 dapat menjadi katalis positif penggerak segmen mall dan retail. Sebab, mall tersebut dirancang sebagai ikon baru Kota Bandung dengan target tingkat okupansi 70% di 2024.

“Selain itu, katalis lain juga berasal dari perluasan area Summarecon Mall Bekasi 2 yang diestimasikan selesai di tahun 2025,” tuturnya.

Melalui metode relative valuation, Arsita memberikan rekomendasi beli untuk saham SMRA. Dengan menggunakan pendekatan weighted average EV/EBITDA berdasarkan market cap, diperoleh potensi fair value dari SMRA berada di level Rp 768 per saham.

Menurut Arsita, potensi kenaikan saham SMRA sebesar 47,69% dari harga terakhir pada Senin (18/3) di level Rp 520 per saham, yaitu sekitar Rp 767 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×