Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
Namun, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, mencatat penurunan penjualan pakan ternak sebesar 5,93% yoy, meski penjualan ini merupakan kontributor terbesar kedua.
Penjualan ayam pedaging hanya tumbuh 6,48% yoy, yang menyebabkan pertumbuhan penjualan CPIN secara keseluruhan terbatas.
"Pertumbuhan volume penjualan yang terbatas dan biaya pendapatan yang tumbuh lebih tinggi dari penjualan membuat laba CPIN cenderung turun," kata Azis.
Meski demikian, Azis masih melihat potensi pertumbuhan di sisi top line, meski sisi bottom line diperkirakan tumbuh terbatas karena musim hujan yang bisa meningkatkan harga jagung dan biaya CPIN.
Baca Juga: IHSG Berpeluang Lanjut Naik, Cek Rekomendasi Saham Unggulan untuk Kamis (16/5)
Seiring dengan penurunan laba ini, harga saham CPIN juga melemah. Azis menyoroti kekecewaan pasar terhadap pertumbuhan terbatas CPIN dibandingkan pesaingnya seperti JPFA dan MAIN yang masih mencatat volume penjualan tinggi.
BRI Danareksa mengharapkan perbaikan kinerja CPIN pada kuartal IV-2024, didukung oleh harga ayam yang lebih tinggi, pemulihan margin, dan pembalikan nilai wajar aset biologis.
Mereka memproyeksikan pendapatan sebesar Rp 67,71 triliun dan laba bersih Rp 3,46 triliun, serta merekomendasikan saham CPIN dengan rating "Buy" dan target harga Rp 6.400 per saham.
Baca Juga: Cukai Naik, Cek Rekomendasi Saham Emiten Rokok
Panin Sekuritas juga merekomendasikan "Buy" dengan target harga Rp 5.600 per saham, sementara Kiwoom Sekuritas merekomendasikan "Netral" dengan target harga Rp 6.860 per saham.
Selanjutnya: Hadirkan Toko Ketiga di Cibubur,INFORMA Beri Diskon Kebutuhan Rumah Tangga&Gaya Hidup
Menarik Dibaca: Bagaimana Cara Dapat Black Card? Ketahui Dulu Sejarah dan Syaratnya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News