Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memilih strategi cukup unik dalam mengejar profitabilitas pada Kuartal I-2022, yakni memangkas biaya dana, menggeber ekspansi kredit ke segmen milenial dan memperbaiki kualitas kredit.
Pada kuartal I 2022, bank yang fokus pada pembiayaan properti ini mencatatkan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) sebesar 4,29%. Ini merupakan NIM tertinggi sejak 2019 lalu. Sebagai perbandingan, NIM BTN pada kuartal I-2021 tercatat hanya 3,31%.
Sejalan dengan peningkatan NIM, penyaluran kredit juga meningkat 6,04% menjadi Rp 277,13 triliun dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 261,34 triliun. Kombinasi dari peningkatan NIM dan ekspansi kredit menjadi dasar pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BTN melesat 28,81% year on year (yoy) menjadi Rp3,57 triliun pada Kuartal I 2022.
BTN l lebih memilih tumbuh secara hati-hati dengan fokus pada perbaikan kualitas kredit. Alhasil BTN berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross dari 4,25% menjadi 3,6%. Sedangkan NPL nett sebesar 1,28%, turun dari posisi 1,94%.
Baca Juga: Kapasitas Produksi Pabrik Baru Naik, Simak Rekomendasi Saham BRMS Berikut Ini
Meski rasio NPL berhasil ditekan, manajemen tetap menaikkan rasio cadangan atau coverage ratio menjadi 146,73% dari 115,93% pada kuartal I/2021. “Hal ini menunjukkan semakin baiknya kondisi ketahanan likuiditas Bank BTN yang jauh berada di atas ketentuan regulator sebesar 100%,” kata Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo dalam paparan kinerja kuartal I/2022, Jumat (22/4).
Selain kredit, peningkatan NIM dan NII juga ditopang oleh perbaikan struktur biaya dana atau cost of fund yang turun 1,28% menjadi 2,41% dari setahun sebelumnya 3,69%. Hal ini didorong oleh peningkatan porsi dana murah (current account saving account/CASA) yakni menjadi 44,15% dibandingkan setahun sebelumnya 38,2%. Sebaliknya, porsi deposito atau dana mahal turun menjadi 55,85% dari sebelumnya 61,8%.
Untuk memperbaiki biaya dana ini, BTN bahkan rela portofolio deposito turun 10,96%, dari Rp 182,25 triliun pada kuartal I-2021 menjadi Rp 162,27 triliun pada kuartal I-2022. Namun tabungan dan giro masih tumbuh positif. Tabungan tumbuh 10,49% menjadi Rp 45,51 triliun, sementara giro tumbuh 15,78% menjadi Rp 82,75 triliun.
“Strategi ini membuat porsi dana mahal atau deposito yang biasanya selalu di atas 60%, pada kuartal 1-2022 ini mengalami penurunan menjadi hanya 55,85%,” ujar Haru.
Secara keseluruhan DPK yang dikelola BTN turun dari Rp 295,97 triliun per Maret 2021 menjadi Rp 290,53 triliun pada akhir Maret 2022. Kondisi ini membuat Loan to Deposit Ratio (LDR) BBTN naik menjadi 95,39%.
Baca Juga: Kinerja Tahun Ini Diramal Tumbuh Positif, Simak Rekomendasi Saham BRI (BBRI) Berikut
Berkat strategi ini, BTN berhasil meraup laba bersih senilai Rp 774 miliar di kuartal 1-2022, melonjak 23,89% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp625 miliar.
Ditinjau dari sisi topline maupun bottom line, kinerja BTN tumbuh menggembirakan. Haru bilang, pencapaian ini berkat bisnis model dan implementasi strategi yang tepat.
“Ke depan kami tetap optimistis karena ekonomi semakin pulih seiring berakhirnya pandemi. Namun demikian, kami tetap mewaspadai kenaikan inflasi yang bisa menjadi faktor pemberat. Ekonomi global tengah menghadapi tantangan ini,” ujar Haru.
Hingga Kuartal I-2022, kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir Maret 2022 mencapai Rp 248,57 triliun. Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal I/2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp 134,04 triliun tumbuh 9,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 122,96 triliun. Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,16% menjadi Rp 84,28 triliun pada kuartal I-2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 80,14 triliun.
Andhika Cipta Labora, Analis PT Kanaka Hita Solvera (KHS), menjelaskan kondisi pandemi yang berangsur angsur pulih berdampak sangat positif bagi BTN. Permintaan rumah melonjak seiring membaiknya daya beli masyarakat. Insentif yang diberikan pemerintah, berupa perpanjangan insentif PPNBM, juga sangat membantu BTN dan pelaku industri properti lainnya. “Buy on weakness BBTN dengan target penguatan jangka menengah 2100," katanya.
Kepala Riset Samuel Sekuritas, Suria Dharma, mengatakan kinerja BBTN kuartal I melampaui ekspektasi. Kemampuan manajemen BBTN memperbaiki struktur biaya dana dan inovasi digital berupa pengajuan dan persetujuan KPR secara online, berdampak signifikan dalam meningkatkan profitabilitas.
“Strategi BBTN untuk fokus menyasar segmen milenial juga keputusan jitu. Konsumen di segmen ini memerlukan rumah pertama. Mereka juga sudah berpenghasilan tetap dan masuk kategori usia produktif,” kata Suria pada Kontan.co.id, Senin (25/4).
Sebagai tambahan, dari 27 analis yang meng-cover saham BBTN, 20 analis masih merekomendasikan buy kemudian ada 5 analis memberikan call hold dan 1 analis merekomendasikan sell. Jumlah analis yang menyematkan rating buy turun 1 dibandingkan dengan pekan lalu.
Namun, target price paling rendah yang diberikan oleh analis naik dari 1.450 menjadi 1.620. Perubahan target price paling rendah ini menunjukkan harga saham berpeluang melanjutkan tren naik target price tertinggi berdasarkan data Bloomberg adalah sebesar 2.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News