kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih menyusut hingga 87%, ini kata PGN (PGAS)


Minggu, 06 September 2020 / 06:45 WIB
Laba bersih menyusut hingga 87%, ini kata PGN (PGAS)
ILUSTRASI. PGN (PGAS) membukukan pendapatan senilai US$ 1,46 miliar, turun 17,97% secara tahunan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sepanjang semester I-2020 merosot. Emiten yang juga dikenal dengan nama PGN ini membukukan pendapatan senilai US$ 1,46 miliar, turun 17,97% (yoy) dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,78 miliar.

Jika dikonversikan ke mata uang rupiah, pendapatan PGAS setara sekitar Rp 21,49 triliun dengan kurs tengah rata-rata semester I-2020 sebesar Rp 14.624 per dolar Amerika Serikat (AS). Laba bersih PGAS anjlok 87,56% secara tahunan menjadi US$ 6,72 juta di semester I-2020.

Direktur Keuangan Perusahaan Gas Negara Arie Nobelta Kaban mengungkapkan, kinerja keuangan PGAS pada semester pertama ini sangat dipengaruhi oleh triple down effect, yakni dampak pagebluk Covid-19, penurunan harga minyak dan gas (migas) dunia, dan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS.

Kondisi tersebut berpengaruh kepada usaha PGAS terutama sektor hulu yang tergantung pada harga minyak dan gas serta harga liquefied natural gas (LNG). Arie melanjutkan, rendahnya harga minyak dan gas ini menyebabkan penurunan pendapatan pada sektor hulu, sedangkan biaya pengoperasian ikut menurun.

Baca Juga: Terdampak Covid-19, PGN (PGAS) tetap ngebut untuk selesaikan proyek jaringan gas

Harga minyak gas dan bumi yang tidak sebaik proyeksi yang dilakukan pada akhir tahun 2019, berpengaruh pada pendapatan upstream dan recoverability aset-aset di hulu yang dikelola PT Saka Energi Energi Indonesia (SEI). “Faktor-faktor di atas menyebabkan laba konsolidasi yang diatribusikan ke entitas induk pada semester I -2020 menjadi sebesar US$ 6,7 juta,” terang Arie, Sabtu (5/9).

Mengutip laporan keuangan PGAS, penjualan minyak dan gas kepada pihak berelasi pada semester I-2020 sebesar US$ 48,44 juta atau turun 44,5% secara tahunan. Sementara pendapatan pemrosesan gas dari pihak berelasi senilai US$ 40,43 juta atau turun 6,6%.

Di sisi lain, penjualan minyak dan gas kepada pihak ketiga senilai US$ 53,40 juta atau merosot 50,9% dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai US$ 108,89 juta.

Baca Juga: PGN (PGAS): Konsumen akan lebih diuntungkan dengan pembebasan PPN pada LNG

Adapun selama periode Januari–Juni 2020, penghuni Indeks Kompas100 ini berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 2.016 billion british thermal unit per hari (BBTUD), dengan rincian volume distribusi sebesar 811 BBTUD dan volume transmisi sebesar 1.294 BBTUD. Arie juga mengungkapkan, penurunan distribusi dan transmisi gas disebabkan oleh penurunan demand saat diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) beberapa waktu lalu.

Hampir seluruh sektor pelanggan PGAS, khususnya di sektor komersial dan industri seperti restoran, pusat perbelanjaan, hotel, dan produsen baja terdampak dan menutup produksi karena pandemi Covid-19. Meski demikian, PGAS tetap melaksanakan pembangunan sehingga pada periode Januari-Juni 2020 total pelanggan PGAS tercatat lebih dari 417.000 pelanggan.

PGAS akan membangun proyek-proyek utama untuk ketahanan dan bauran energi di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu inovasi untuk menjaga ketahanan pasokan dengan dilakukan integrasi jaringan pipa transmisi South Sumatera West Java (SSWJ) dengan jaringan pipa transmisi West Java Area (WJA) milik PT Pertagas. Integrasi ini akan meningkatkan kapasitas penyaluran gas dari Sumatera ke Jawa Barat sebesar 100 million standard cubic feet per day (MMSCFD)-150 MMSCFD.

Baca Juga: Laba Perusahaan Gas Negara (PGAS) anjlok 87,56% di semester I 2020

Saat ini, PGAS Grup melalui PT Pertagas juga sedang melaksanakan pembangunan pipa minyak rokan sepanjang 367 km yang ditargetkan dapat mengangkut sekitar 265.000 barel minyak per hari dan dapat menekan biaya investasi US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun.

Terakhir, PGAS sedang melaksanakan regasifikasi LNG ke 56 lokasi pembangkit listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mendorong pemerataan akses listrik di berbagai wilayah, serta gasifikasi kilang Pertamina di lima lokasi untuk peningkatan nilai keekonomian dan efisiensi energi kilang Pertamina. Proyek-proyek tersebut, diharapkan optimal dalam efisiensi biaya proyek strategis pemerintah dan meningkatkan kemanfaatan dalam jangka panjang.

Baca Juga: PGN sudah implementasikan harga gas US$ 6 per MMBTU untuk 173 pelanggan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×