Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |
JAKARTA. Laba bersih sebelum pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) di kuartal ketiga lalu terpukul 37,24% dibandingkan setahun sebelumnya. Penurunan EBITDA itu akibat biaya produksi emiten batubara itu naik di saat pendapatannya menipis.
Nilai EBITDA Berau sepanjang periode Juli 2012-September 2012 itu sebesar US$ 272,8 juta. Sedangkan pendapatan Berau juga turun menjadi US$ 1,12 miliar, dari US$ 1,20 miliar setahun sebelumnya.
Direktur Utama BRAU Rosan Perkasa Roeslani menerangkan, penurunan EBITDa juga terjadi akibat biaya produksi mencapai US$ 42,42 per ton, atau naik 19,7% dari US$ 35,44 per ton pada kuartal ketiga 2011. Selain itu, biaya bahan bakar di periode yang sama juga naik menjadi US$ 12,47 per ton dari US$ 10,54 per ton
Akibatnya, margin EBITDA BRAU juga tergerus menjadi 24%, dibandingkan 36% di kuartal ketiga 2011.
Rosan mengakui, sepanjang tahun 2012 ini, kondisi industri batubara memang kurang baik. Indeks harga batubara terus merosot. "Menurunnya permintaan dari China dan turunnya permintaan produk dengan kandungan sulfur yang tinggi otomatis menurunkan harga penjualan," jelasnya
Sebagai catatan, harga penjualan rata-rata batu bara per ton sampai kuartal ketiga sebesar US$ 76,7 turun dari US$ 80,2 di tahun 2011.
Walau demikian, Rosan berkata Berau akan mengupayakan agar EBITDA perusahaan berada di atas US$ 320 juta di akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News