Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Kinerja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tampaknya masih melaju di tahun ini. Pada kuartal I 2014, laba bersih BBRI tumbuh 17,9% year on year (yoy) menjadi Rp 5,90 triliun.
Laba BBRI tumbuh ditunjang pendapatan bunga bersih yang naik 25,17% menjadi Rp 12,084 triliun. Analis Bahana Securities, Teguh P. Hartanto mengatakan, kinerja BBRI ditopang oleh pertumbuhan kredit mikro.
Kata Teguh, sebanyak 31,4% dari portofolio kredit BBRI mengalir ke sektor mikro. Sedangkan selebihnya mengalir ke kredit lain, termasuk korporasi, dengan bunga rendah.
“Kredit sektor mikro bunganya 22% hingga 23%. Sedangkan, kredit korporasi 11% sampai 12%,” ungkap Teguh. Inilah yang membuat kinerja BBRI tetap melaju.
Analis BCA Sekuritas, Alexander Margaronis dalam risetnya, 24 April 2014, mencatat, kredit sektor mikro BBRI kuartal I-2014 tumbuh 21% yoy. Hal ini mendorong net interest margin (NIM) BBRI naik menjadi 9% dari 8,1%.
Selain mumpuni di sektor Mikro, BBRI pun sukses mengombinasikan pendapatan bunga yang kuat dengan pengelolaan biaya dana yang baik. Analis Onix Sekuritas, Bagus Hananto dalam risetnya, 24 April 2014, mencatat, selama kuartal I-2014 kredit BBRI tumbuh 19,7% menjadi Rp 450 triliun.
Di saat yang sama, komposisi dana murah alias current account saving account (CASA) BBRI menyumbang 57,3% dari total dana pihak ketiga (DPK). Angka ini membaik dari periode yang sama tahun 2013. Saat itu, CASA BBRI menyumbang porsi 55,9% total DPK.
Senada, Teguh bilang, BBRI memiliki kemampuan menyeimbangkan pendanaan dengan penyaluran kredit. Akibatnya, rasio pembiayaan terhadap pendanaan alias loan to deposit ratio (LDR) BBRI ada di level aman, yakni 92%.
Kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BBRI di kuartal I-2014 memang naik menjadi 1,78%, jika dibandingkan kuartal 1V-2013, Namun perlu dicatat, di kuartal I-2013 NPL BBRI masih lebih tinggi, yakni 1,97%.
Teguh yakin, kinerja BBRI ke depan tetap positif, dengan bersandar pada kredit sektor mikro. Sektor ini tahan banting terhadap tekanan ekonomi. "Dalam beberapa krisis ekonomi, sektor mikro terbukti mempunyai kemampuan bertahan lebih baik dibanding sektor lain," imbuhnya.
Teguh memprediksi, laba bersih BBRI pada tahun ini akan tumbuh 12,5% menjadi Rp 24 triliun. Sedangkan, pendapatan bunga bersih BBRI bakal naik 19% menjadi Rp 50 triliun. Sedangkan, di tahun 2015, Teguh memperkirakan, pendapatan bunga dan laba bersih BBRI masing-masing akan mencapai Rp 59 triliun dan Rp 28 triliun.
Sedangkan, Alexander memperkirakan, pendapatan bunga bersih akan mencapai Rp 45,5 triliun dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 23,9 triliun. Sementara, menurut hitungan Bagus, BBRI akan mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 23,16 triliun di tahun 2014.
Ketiga analis tersebut merekomendasikan buy saham BBRI. Teguh memberikan target harga BBRI Rp 11.100 per saham. Alexander memberi target harga Rp 11.925 per saham, dan target harga BBRI versi Bagus Rp 11.300 per saham.
Kemarin, harga BBRI naik 0,25% ke Rp 10.050.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News