Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kwon Joon, anak berusia 12 tahun asal Korea Selatan bermimpi menjadi seperti Warren Buffett. Mimpi tersebut muncul setelah Kwon berhasil mencetak keuntungan sebesar 43% di pasar saham pada 2020 lalu.
Mengutip Reuters, Selasa (9/2), awalnya, Kwon mendesak ibunya membuka rekening perdagangan di bursa saham pada April 2020. Kemudian ia menggunakan uang tabungannya sebesar 25 juta won atau setara US$ 22.400 atau sebesar Rp 313,6 juta sebagai modal awal. Ia membeli saham tepat ketika indeks acuan KOSPI mulai pulih dari penurunan terbesarnya dalam satu dekade.
“Saya benar-benar membujuk orang tua saya untuk melakukannya, karena saya percaya seorang ahli yang mengatakan (di TV) bahwa ini adalah kesempatan sekali dalam satu dekade,” kata Kwon.
"Panutan saya adalah Warren Buffett," tambahnya, mengacu pada investor miliarder asal Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Investor domestik jadi penopang IHSG
Kwon mengatakan, daripada perdagangan harian terfokus jangka pendek, ia ingin menyimpan investasi sahamnya selama 10 hingga 20 tahun dengan perspektif jangka panjang. "Semoga dapat memaksimalkan keuntungan saya,” tuturnya.
Sekrang ini investor pemula Korea Selatan seperti Kwon mulai bermunculan di Korsel. Mereka ini suka pada metode investasi nilai (value investing) pada saham blue chip dengan dana yang dikumpulkan dari hadiah, memperdagangkan mainan mobil mini, dan menjalankan mesin penjual otomatis, telah memimpin kebangkitan perdagangan ritel di tengah pandemi virus corona.
Saat ini, di Korsel, banyak investor ritel berasal dari kalangan anak muda. Mereka menghasilkan lebih dari dua pertiga dari total nilai yang diperdagangkan di bursa saham tahun lalu.
Data menunjukkan, sekitar 70% dari 214.800 akun pialang saham di Kiwoom Securities diisi anak di bawah umur. Kiwoom Securities merupakan pialang paling ramah ritel di Korea Selatan, dengan pangsa pasar lebih dari seperlima, didirikan pada Januari 2020.
Baca Juga: Terkait pengelolaan dana Asabri, ini penjelasan direksi Trimegah AM
Investor ritel seperti Kwon, memiliki waktu luangnya selama penutupan sekolah tahun lalu karena pandemi, membuatnya sibuk membeli saham selama koreksi yang dalam tahun lalu.
Keberhasilan Kwon juga mencerminkan tantangan pekerjaan bagi kaum muda Korea Selatan, dengan satu dari empat orang menganggur pada bulan Januari, tingkat terburuk dalam catatan, meskipun berada di antara kelompok yang paling berpendidikan di klub OECD negara-negara maju.
Tiga perempat melanjutkan ke perguruan tinggi setelah sekolah menengah, dibandingkan dengan rata-rata pengelompokan 44,5%, tetapi menemukan pekerjaan kreatif yang bermanfaat itu sulit.
Baca Juga: Asing banyak menadah saham-saham ini saat IHSG merosot pada perdagangan Selasa (9/2)
“Tidak ada cukup pekerjaan untuk lulusan perguruan tinggi, sehingga banyak yang memilih untuk mendiversifikasi jalur karir mereka lebih awal,” kata peneliti kejuruan Min Sook-weon.
Itu adalah sesuatu yang dipahami Kwon.
“Daripada bersekolah di sekolah yang bagus seperti Universitas Nasional Seoul, saya lebih baik menjadi investor besar,” katanya. “Saya juga berharap dapat melakukan banyak pekerjaan amal,” tuturnya.
Selanjutnya: IHSG tertekan 0,44%, saham-saham ini banyak dilego asing, Selasa (9/2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News