Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat ke bawah Rp 14.900 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah ada kepastian suku bunga Federal Reserve. Kamis (2/2), kurs rupiah spot menguat 0,66% ke Rp 14.876 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 14.975 per dolar AS.
Selain kepastian suku bunga Fed Funds Rate (FFR) yang naik 25 basis points (bps) kemarin, kurs rupiah juga terangkat oleh angka inflasi Indonesia yang berada di level terendah dalam lima bulan terakhir.
Sekadar mengingatkan, inflasi inti bulan Januari mencapai 3,27% secara tahunan, turun dari 3,36% bulan sebelumnya. Inflasi inti ini merupakan yang terendah sejak September.
Alhasil, pagi ini rupiah mencapai titik paling kuat sejak 14 September 2022 atau hampir lima bulan terakhir.
Baca Juga: Rupiah Diprediksi Kembali Menguat Pada Kamis (2/2), Berikut Sentimen Pendukungnya
Di sisi lain, nilai tukar dolar AS melemah setelah The Fed menaikkan suku bunga 25 bps, sesuai dengan prediksi pasar. Gubernur The Fed Jerome Powell menyebut, bank sentral berpotensi mengerek suku bunga dua kali lagi agar cukup untuk melawan inflasi.
"Ini adalah momentum yang ditunggu pasar. Indeks dolar melanjutkan penurunan ke terendah baru saat minat risiko meningkat," kata Jessica Amir, strategist di Saxo Capital Markets kepada Bloomberg,
Pagi ini, indeks dolar turun ke 100,96 dari posisi kemarin 101,22. Indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ini turun dalam tiga hari perdagangan beruntun.
Baca Juga: Kurs Rupiah Hari Ini (2/2) Bakal Terbantu Data Domestik yang Positif
Indeks dolar mencapai level terendah sejak 22 April 2022 atau hampir 10 bulan terakhir. Pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia turut menjadi tenaga bagi mata uang Asia.
Seluruh mata uang Asia menguat terhadap dolar AS pada pagi ini. Won Korea memimpin dengan penguatan 1,03%, disusul peso Filipina yang menguat 0,99% dan rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News