Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil rapat Federal Open Market Committee di Kamis (4/11), menjadi sentimen utama yang membuat rupiah melemah di pekan ini. Ekonom memproyeksikan di pekan depan rupiah berpotensi masih akan melemah seiring keluarnya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, Jumat (5/11), rupiah menguat 0,24% ke Rp 14.331 per dolar AS. Namun, dalam sepekan rupiah spot melemah 1,15%. Sementara, kurs Jisdor Bank Indonesia (BI), melemah 0,33% ke Rp 14.374 per dolar AS di sore ini. Dalam sepekan, rupiah melemah 1,43%.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, sentimen utama yang membuat pergerakan rupiah di pekan ini melemah adalah rapat FOMC. Hasil rapat akhirnya memutuskan The Fed akan mengurangi pembelian obligasi senilai US$ 15 miliar per bulan.
Baca Juga: Pekan ini melemah, begini proyeksi rupiah pada pekan depan
"Gejolak pasar sebenarnya terbatas, mata uang negara lain ada yang tetap menguat, tetapi dampak ke rupiah memang sedikit berbeda, meski data domestik juga positif," kata Reny, Jumat (5/11).
Di pekan depan, Reny memproyeksikan pelaku pasar akan menanti data tenaga kerja AS yang diproyeksikan lebih baik dari data sebelumnya. Data inflasi AS juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah pekan depan. Alhasil, Reny memproyeksikan rupiah melemah di pekan depan dalam rentang Rp 14.240 per dolar AS-Rp 14.350 per dolar AS.
Namun, hingga akhir tahun, Reny memproyeksikan rupiah berpotensi menguat ke sekitar Rp 14.200 per dolar AS. Sentimen positif yang mendukung adalah pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat yang lebih baik dan meningkatnya capital inflow.
Baca Juga: IHSG melemah 0,15% sepekan hingga Jumat (5/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News