Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diramal bakal mengalami tekanan lantaran survei konsumen Amerika Serikat (AS) lebih kuat dari yang diperkirakan. Untuk diketahui, pekan lalu rupiah berhasil ditutup menguat.
Jumat (8/11), rupiah spot ditutup menguat 0,43% dalam sehari ke level Rp 15.672 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah mengalami penguatan hingga 0,51%.
Sementara berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah menguat 0,60% dalam sehari ke Rp 15.671 per dolar AS. Dalam seminggu rupiah menguat 0,50%.
Analis Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mengatakan, rilis indeks sentimen konsumen AS meningkat menjadi 73, melampaui perkiraan pasar yang 71. Sedangkan dari domestik investor menantikan survei kepercayaan konsumen Indonesia.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Unggulan & Arah IHSG Usai Terjun 2,91% pada Pekan Lalu
"Rupiah diperkirakan akan berbalik tertekan terhadap dolar AS yang rebound setelah survei sentimen konsumen AS yang lebih kuat dari perkiraan," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (10/11).
Sentimen konsumen yang kuat di AS ini dapat mendorong ekspektasi inflasi yang lebih lambat sehingga permintaan dolar naik dan menekan mata uang lain seperti rupiah. Namun memang, lanjut Lukman, faktor ini dampaknya hanya jangka pendek.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan pergerakan rupiah sepanjang pekan besok akan dipengaruhi oleh rilis data inflasi AS.
"Para investor akan melihat bagaimana prospek pemotongan suku bunga di tahun 2025," kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (8/11).
Baca Juga: Rupiah Menguat 0,51% dalam Sepekan, Ini Sentimen yang Menopangnya
Sebelumnya, pada pekan lalu, rupiah sempat tertekan menyentuh Rp 15.800 per dolar AS akibat sentimen kemenangan Trump. Namun mata uang garuda bisa ditutup menguat lagi didukung sentimen pemangkasan suku bunga The Fed.
Sejalan dengan itu, pernyataan dovish dan afirmasi posisi independen yang diutarakan Ketua The Fed Jerome Powell. Pernyataan dari Powell tersebut mendukung sentimen risk-on di pasar keuangan global.
Besok, Senin (11/12), Lukman memproyeksi rupiah bakal ada di kisaran Rp 15.600 per dolar AS-Rp 15.700 per dolar AS. Tidak jauh berbeda, Josua memperkirakan rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 15.600 per dolar AS-Rp 15.750 per dolar.
Selanjutnya: Harga Pangan di Maluku, 10 November 2024: Harga Daging, Telur, dan Minyak Goreng Naik
Menarik Dibaca: Penyebab Sinyal Wi-Fi Lambat, Salah Cara Memasang Router
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News