kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.080   96,25   1,38%
  • KOMPAS100 1.059   19,08   1,83%
  • LQ45 833   16,07   1,97%
  • ISSI 214   1,68   0,79%
  • IDX30 425   9,10   2,19%
  • IDXHIDIV20 511   9,34   1,86%
  • IDX80 121   2,21   1,86%
  • IDXV30 125   1,01   0,82%
  • IDXQ30 142   2,63   1,89%

Kurs rupiah diprediksi tertekan penurunan cadangan devisa


Minggu, 07 Oktober 2018 / 13:28 WIB
Kurs rupiah diprediksi tertekan penurunan cadangan devisa
ILUSTRASI. NILAI TUKAR RUPIAH


Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah masih terkulai lemah. Pada Jumat lalu (5/10), di pasar spot, kurs rupiah bahkan menyentuh level Rp 15.183 per dollar Amerika Serikat (AS) atau terkoreksi tipis 0,03%. Tidak berbeda jauh, data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga menunjukkan pelemahan 0,32% pada Rp 15.182 per dollar AS. 

Nah, rupiah diprediksi akan semakin tertekan setelah Bank Indonesia (BI) merilis cadangan devisa yang menurun 2,61% atau hampir US$ 3,1 miliar menjadi US$ 114,8 miliar. Penurunan cadangan devisa ini lantaran digunakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah serta pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

Namun dalam pernyataan resminya, BI masih meyakini, nilai cadangan devisa saat ini masih dapat menjaga stabilitas perekonomian khususnya makroekonomi, sektor eksternal dan sistem keuangan.

Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengatakan, fokus sentimen terhadap rupiah akan mengarah ke domestik. Ia menyebut tekanan terhadap nilai tukar rupiah masih akan cukup besar pada Senin (8/10). 

“Selain itu pelebaran defisit neraca perdagangan di September 2018 juga menjadi kekhawatiran pelaku pasar, terutama besarnya mismatch supply-demand valas,” jelasnya. Data neraca perdagangan September rencananya akan dirilis pada 16 Oktober mendatang.

Menurut Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong, terkoreksinya nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh indeks dollar yang masih berpotensi menguat. Per Minggu (7/10) pukul 12.37, indeks dollar berada di level 95,31. 

Selain itu kenaikan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) juga akan menjadi sentimen penekan bagi rupiah. Kamis pekan lalu (4/10), harga minyak WTI mencapai US$ 76,67 per barel.

Walaupun begitu, kedua analis tetap memprediksi BI akan terus melakukan intervensi untuk memperlambat rupiah yang terus terdepresiasi. “Ada harapan bagi rupiah untuk stabil karena komitmen BI yang akan tetap melakukan intervensi yang agresif untuk menstabilkan nilai tukar. Rupiah akan bergerak di level Rp 15.175 dan Rp 15.250,” jelas Satria. 

Sedangkan Lukman memproyeksikan rupiah akan bergerak di level Rp 15.100-Rp 15.200 per dollar AS pada Senin (8/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×