kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kurang likuid, saham Dian Swastatika (DSSA) direkomendasikan wait and see


Rabu, 15 Januari 2020 / 18:12 WIB
Kurang likuid, saham Dian Swastatika (DSSA) direkomendasikan wait and see
ILUSTRASI. Turunnya pendapatan berimbas pada turunnya laba bersih DSSA hingga September 2019 lalu.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mengantongi pendapatan bersih senilai US$ 1,19 miliar pada kuartal III-2019. Jumlah ini turun 15,23% dibandingkan dengan realisasi pendapatan periode tahun lalu yang mencapai US$ 1,40 miliar.

Turunnya pendapatan berimbas pada turunnya laba bersih DSSA. Per kuartal III-2019, DSSA hanya membukukan laba bersih US$ 28,13 juta atau turun tajam 72,5% dari pencapaian laba bersih kuartal III-2018 yang mencapai US$ 102,4 juta.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, prospek DSSA dapat bertumbuh apabila ada kemungkinan harga batubara mulai bangkit. Apalagi, saat ini harga batubara dunia sedang fase rebound dalam jangka pendek.

Baca Juga: Dian Swastatika (DSSA) perpanjang jangka waktu pinjaman ke dua anak usaha

Namun, kurang likuidnya saham DSSA membuat Sukarno merekomendasikan untuk wait and see saham DSSA. “Jadi, saran untuk investor lebih baik wait and see sambil menunggu likuiditasnya meningkat,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (15/1).

Sukarno melanjutkan, saham DSSA lumayan bagus untuk investasi jangka panjang. Namun, investor harus tetap memperhatikan aspek fundamentalnya, salah satunya adalah memperhatikan intensitas pembagian dividen interim per tahun.

Baca Juga: Dian Swastatika (DSSA) kucurkan pinjaman US$ 73 juta ke anak usaha

Senada, Analis William Hartanto pun merekomendasikan wait and see saham DSSA karena kurang likuid. “Karena kalau tidak likuid maka transaksinya pun sulit,” terang William.

Melansir data RTI, sejak tanggal 3 Januari hingga 14 Januari 2020 saham DSSA bergeming di level Rp 14.350 per saham. Baru hari ini, saham DSSA beranjak naik 0,17% ke level Rp 14.375 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×