Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) akan kembali menerbitkan obligasi di kuartal IV-2015. ISAT akan menerbitkan obligasi dengan nilai sekitar Rp 2 triliun.
Direktur Keuangan ISAT, Stevan Carlsson mengatakan, penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Indosat I dengan total nilai Rp 10 triliun. "Kami akan menerbitkan kembali sekitar Rp 2 triliun, namun angka pastinya akan tergantung kondisi di kuartal IV nanti," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/6).
Di akhir tahun lalu, ISAT sudah menerbitkan obligasi dan sukuk senilai Rp 2,5 triliun. Kemudian beberapa waktu lalu perseroan kembali menerbitkan obligasi dan sukuk dengan total nilai Rp 3,1 triliun. Dengan penerbitkan obligasi Rp 2 triliun di kuartal IV-2015, maka ISAT masih memiliki sisa Rp 2,4 triliun obligasi yang akan kembali diterbitkan tahun 2016.
Sebagian besar dana obligasi ISAT akan digunakan untuk refinancing sejumlah utang, baik dalam mata uang rupiah maupun dollar AS. Perseroan juga akan melakukan pembayaran lebih awal utang guaranteed notes US dollar dengan nilai emisi sebesar US$ 650 juta.
Utang ini memiliki jangka waktu 10 tahun dengan tingkat bunga sebesar 7,375% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 29 Juli 2020. Namun, ISAT memiliki hak opsi untuk menarik sebagian atau sepenuhnya nilai pokok utang dengan harga tertentu yang sudah disepakati.
Proses refinancing tersebut akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, ISAT akan membeli kembali sebagian utang guaranted notes dengan fasilitas pinjaman revolving berjangka yang juga berdenominasi dollar AS. Sebelumnya, ISAT telah memperoleh fasilitas pinjaman revolving berjangka dari sejumlah bank dengan total nilai US$ 500 juta.
Selanjutnya, di tahap kedua ISAT akan membayar fasilitas pinjaman revolving dengan dana penerbitan obligasi yang menggunakan mata uang rupiah secara bertahap. "Kami tidak bisa langsung membeli kembali guaranteed notes dengan rupiah karena jumlahnya terlalu besar," lanjut Stevan.
Per kuartal I-2015, ISAT memiliki total utang senilai Rp 23,2 triliun. Utang dengan dollar AS dan mata uang rupiah memegang porsi masing-masing 50%. Di akhir tahun nanti, ISAT menargetkan utang dalam mata uang rupiah menjadi 80% dan dollar AS 20%. Dengan porsi utang rupiah yang lebih besar, ISAT berharap beban perseroan juga lebih ringan, terutama saat terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News