Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, PT Timah (Tbk) baru mencetak laba bersih sebesar Rp 10,47 miliar melorot sampai 97,6% year on year (yoy). Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun 2014, TINS membukukan laba Rp 454,85 miliar.
Di sisi lain, pendapatan TINS masih naik 17,9% yoy menjadi Rp 5,14 triliun dari sebelumnya Rp 4,3 triliun. Namun, beban pokok pendapatan yang naik 40% yoy menjadi Rp 4,6 triiun membuat laba kotor TINS tergerus separuhnya menjadi Rp 507 miliar. Belum lagi adanya kenaikan beban penjualan dan beban keuangan.
Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS mengatakan, harga rata-rata timah sampai dengan kuartal III?2015 hanya sebesar US$ 16.516 per ton atau turun sebanyak 27,14% dibandingkan tahun lalu. "Ini akibat kelesuan ekonomi Amerika dan China yang menyebabkan menurunnya permintaan" ujarnya, Kamis (29/10).
Pada periode itu, produksi logam timah TINS naik 12,20% menjadi 20.870 metrik ton, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 18.601 metrik ton. Begitu juga dengan penjualan logam timah yang naik 45,26% menjadi 22.754 metrik ton, dibandingkan kuartal III tahun sebelumnya sebesar 15.664 metrik ton.
Tahun ini, TINS menargetkan volume penjualan timah sebesar 25.000 hingga 30.000 ton. TINS tetap berharap penjualan timah di tahun depan bisa dipertahankan di level tahun ini. Pasalnya, TINS ingin lebih banyak menggenjot produk hilir.
Hilirisasi produk timah, yaitu timah solder dan tin chemical ini diproduksi anak usaha TINS, PT Timah Industri. Pabrik tin intermediate diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan tahun ini.
Sampai Kuartal III, TINS memiliki total liabilitas jangka pendek sebesar Rp 4 triliun dengan ekuitas Rp 5,2 triliun. Total kas dan setara kas TINS tersisa Rp 255,7 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News