kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kuartal II-2012, TRAM mulai menggarap bisnis batubara


Selasa, 27 Desember 2011 / 06:00 WIB
Chris Evans sebagai Captain America dalam film Avengers: Endgame produksi Marvel Studios.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rencana PT Trada Maritime Tbk (TRAM) merambah bisnis tambang batubara terus bergulir. Emiten pelayaran ini tengah menyelesaikan kajian akhir atau Final review atas rencana akuisisi tambang batubara di Kalimantan. "Paling lambat kuartal II-2012 nanti kami sudah menyelesaikannya," kata Adrian E. Sjamsul, Direktur Keuangan TRAM, kepada KONTAN beberapa waktu lalu.

Pengkajian tersebut merupakan langkah lanjutan setelah TRAM sepakat membeli convertible bond US$ 200 juta yang diterbitkan Awesome Coal. Dengan membeli obligasi konversi itu, TRAM bisa mengambil alih saham Awesome dari pemilik sebelumnya, yakni Zakia Limited, perusahaan Uni Emirat Arab.

Nilai obligasi konversi tersebut setara dengan kepemilikan 97% saham di Awesome. Perusahaan ini memiliki areal tambang batubara seluas 5.350 hektar (ha) yang terletak di Mantar, Damai dan Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Taksiran cadangan batubara di kedua areal tambang itu mencapai 61 juta ton. Tambang itu diperkirakan bisa berproduksi dalam jangka waktu 10-15 tahun. "Tambang batubara ini bisa langsung berproduksi begitu akuisisinya selesai," imbuh Adrian.

TRAM tertarik merambah bisnis batubara antara lain karena permintaan dan harga batubara dunia terus naik, terutama dari negara seperti China, India, dan Jepang. Manajemen TRAM melihat ada peluang permintaan batubara yang tinggi dari Jepang di masa mendatang.

Pasalnya, gara-gara bencana kebocoran nuklir, ada kemungkinan pemerintah Jepang akan beralih ke pembangkit listrik dengan bahan baku batubara. “Kalau melihat efek kerusakan dari pembangkit listrik tenaga nuklir kan mengerikan, ini bisa saja beralih ke batubara, jadi permintaan batubara sangat potensial," tutur Adrian.

Selain itu, TRAM berniat menyinergikan bisnis tambang dengan angkutan curah kering (dry bulk). TRAM menilai akuisisi tambang batubara akan mengerek permintaan jasa angkutan curah kering.

Untuk memperkuat angkutan ini, TRAM sudah membeli kapal panamax yang berkapasitas 72.000 dead weight tonnes (DWT) di awal tahun ini. Nilai pembelian kapal tersebut sebesar US$ 30 juta.

Untuk mengelola tambang batubara tadi, TRAM bakal mencari mitra. Manajemen TRAM beralasan pihaknya tidak memiliki pengalaman di sektor tambang batubara. Tapi Adrian masih enggan menyebut identitas perusahaan yang bakal digandeng sebagai mitra.

Sebelum ini, manajemen TRAM juga mengungkapkan niat melakukan ekspansi ke jasa angkutan gas alam cair (LNG). Perusahaan pelayaran ini telah membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan asal Jepang untuk menggarap bisnis tersebut.

Pada perdagangan Jumat (23/12), saham TRAM ditutup menguat 2,11% ke level Rp 970 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×