Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Berau Coal Tbk (BRAU) sudah mengantongi kontrak penjualan batubara hingga kuartal 1 lalu mencapai 19,88 juta metrik ton. "Penjualan batubara yang sudah terkontrak tapi belum ditentukan harganya sekitar 85% dari target produksi kami yang sebesar 23 juta metrik ton," kata Direktur Utama BRAU Rosan P Roelani seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Senin (30/4).
Lebih lanjut Rosan menyebut, sisa produksi batubara BRAU akan dijual di spot. "Sisanya akan dijual ke spot saja. Nanti harganya sesuai dengan market," tambahnya.
Selain itu, BRAU juga menetapkan akan memberikan produksi batubara kepada pasar lokal sebanyak 25% hingga 30% dari total produksi. Sisanya akan dijual untuk ekspor dengan tujuan terbesar masih ke China dan India.
Perusahaan ini pun menargetkan, harga rata-rata batubaranya berada di kisaran US$ 79 hingga US$ 80 per ton. Harga rata-rata tersebut memang lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai US$ 81 per ton.
Untuk kuartal pertama tahun ini, Rosan mengakui jika produksi batubaranya tidak sebaik periode yang sama tahun lalu. Namun ia masih mengungkapkan jika pihaknya tetap meyakini target produksinya akan tetap terlaksana mengingat dibulan-bulan mendatang kondisi cuaca sudah membaik.
"Kalau bicara di kuartal pertama masih susah. Masih ada faktor hujan dan harga fluktuasi. Target masih dalam jangkauan kita," ungkapnya.
Disisi lain, tahun ini BRAU tetap akan memberikan dividen untuk tahun buku 2011. Sayang, dia masih enggan membicarakan berapa persen yang akan dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham. Hanya saja, di prospektus ditargetkan pembagian dividen sebanyak 30%. "Tahun lalu sekitar 25%. Dividen ditentukan pasca RUPS, Juni mendatang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News