kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Krisis Menerpa, Grup Lippo Pangkas Target Ekspansi Ritel


Rabu, 12 Agustus 2009 / 17:53 WIB


Reporter: Gloria Haraito | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Cengkeraman krisis menancap pada tubuh PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Yang terbaru, Lippo harus memangkas target ekpansi akibat gempuran krisis. Saat ini, Lippo Karawaci memiliki 25 mal yang dijual secara leasing dan strata title.

Mal-mal yang dijual secara leasing antara lain, Gajah Mada Plaza, Bandung Indah Plaza, Istana Plaza Bandung, Mal Lippo Cikarang, Plaza Semanggi, Ekalokasari Plaza Bogor, Cibubur Junction, Pejaten Village, dan Pluit Village. Ada lagi Kramat Jati Indah, Sun Plaza Medan, Binjai Supermal Medan, Plaza Medan Fair, Palembang Square, dan PX Pavilion.

Sementara mal yang dijual secara strata title antara lain Metropolis Town Square, Depok Town Square, Malang Town Square, Grand Paladium Medan, City of Tomorrow Surabaya, GTC Mal Makassar, Tamini Square, Bekasi Trade Center, Belanova Country Mal, dan WTC Matahari Serpong.

Sejatinya, Lippo Karawaci menargetkan tahun depan, perusahaan bisa memiliki total 40 mal. Sementara pada tahun 2011, target jumlah mal Lippo Karawaci mencapai 50 mal. Sayang, Lippo Karawaci harus menunda harapan ini. "Tidak bisa dipungkiri krisis finansial begitu berdampak sehingga kami memilih ekspansi tahun ini slow down dulu deh," ujar Direktur Lippo Karawaci, Andreas Kartawinata kepada KONTAN, Selasa (11/8).

Aksi mengerem ekspansi pun berdampak dengan pemangkasan target dari semula 40 mal tahun 2010 menjadi 30 mal. Lokasi mal ini masih tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Andreas memandang, meski Jakarta telah disesaki oleh jejeran mal, namun ibukota ini masih tetap menarik untuk menjadi sasaran pembangunan mal.

Lanjut Andeas, selain karena kondisi ekonomi yang sedang tidak menarik, Lippo Karawaci melakukan pengereman karena berkaca pada daya beli masyarakat yang menurun. "Kalau kami bangun banyak mal, tapi tidak ada yang datang karena daya belin turun bagaimana?" tanya Andreas.

Ia enggan membocorkan sumber pendanaan untuk mewujudkan target ini. Yang jelas, pendanaannya tak akan jauh-jauh dari kas internal, dana pencatatan REITs Grup Lippo di Singapura, pinjaman bank, serta pra penjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×