Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Setelah sempat meredup akhir pekan lalu, harga emas kembali mengkilap. Sampai pukul 17.30 WIB kemarin (1/12), harga si kuning ini untuk pengiriman Desember 2009 di Divisi Comex NYMEX AS naik 1,24% jadi US$ 1.195,8 per ons troy.
Angka tersebut adalah rekor baru harga emas sepanjang sejarah. Kondisi ini seolah membuktikan, krisis utang Dubai World justru semakin mengukuhkan pesona emas. Bahkan, sejumlah analis masih meyakini, sampai akhir tahun nanti harga emas bisa mencapai level tertinggi baru, yakni US$ 1.200 per ons troy.
Herry Setyawan, Analis Indosukses Futures bilang, bukan hanya investor ritel yang sibuk memburu emas. Bank sentral di beberapa negara pun turut memborong komoditas mengkilap ini.
Awal November 2009, Bank Sentral India membeli emas dari Dana Moneter Internasional (IMF) seberat 200 ton. Langkah itu diikuti Bank Sentral Mauritius yang membeli emas seberat 2 ton. Kabar teranyar, Bank Sentral Sri Lanka juga latah membeli 10 ton emas dari IMF.
Herry melihat, emas masih menjadi pilihan investasi yang paling aman. Melonjaknya harga emas juga tak lepas dari lesunya nilai tukar dollar Amerika Serikat. Menurutnya, sangat mungkin bank sentral lain mengikuti jejak India, Mauritius, dan Sri Lanka.
Ibrahim, Analis Asia Kapitalindo Futures menambahkan, harga emas sampai tahun depan masih berpeluang mencetak rekor baru. Apabila kondisi ekonomi dunia tak kunjung membaik, dia meramal, harga emas berpeluang besar menembus level US$ 1.600 per ons troy sampai akhir tahun depan. "Sementara sampai akhir 2009 harga emas mungkin mentok di US$ 1.200 per ons troy," imbuhnya.
Herry memprediksi, di penghujung 2009 harga emas berpeluang naik hingga US$ 1.230 per ons troy. "Dalam kondisi sekarang, harga emas sulit turun di bawah US$ 1.000 per ons troy," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News