Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN) berencana menggelar rights issue sedikitnya Rp 2 triliun. Dana ini rencananya akan digunakan perseroan untuk mengakuisisi perusahaan terafiliasi.
Aksi penerbitan saham baru ini merupakan tindak lanjut dari rencana restrukturisasi. KREN berambisi ingin menjadi perusahaan investasi yang menaungi sejumlah bisnis. Sehingga, KREN akan menjadi perusahaan induk (holding).
KREN pun akan berubah nama menjadi PT Kresna Graha Investama. Saat ini, izin KREN adalah sebagai perusahaan sekuritas. Nah, bisnis sekuritas ini nantinya akan ada di anak usaha. Perseroan pun tengah menunggu izin sekuritas untuk anak usaha itu.
"Kami berharap, bulan ini KREN sudah bisa menjadi perusahaan holding," ujar Michael Steven, Direktur Utama KREN, Kamis (4/9).
Dengan demikian, di tahap awal, KREN akan membawahi dua unit bisnis, manajer investasi (MI) dan sekuritas. Setelah itu, manajemen Kresna akan memasukkan unit bisnis lain. Perusahaan ini adalah perusahaan terafiliasi.
Michael bilang, pereroan tengah mengkaji mengonsolidasikan bisnis lain seperti asuransi, perusahaan teknologi informasi (TI), dan perusahaan tambang. Hal ini dilakukan untuk mengerek nilai aset menjadi empat hingga lima kalilipat.
"Kalau memasukkan semua unit usaha itu, kebutuhan dana di atas Rp 2 triliun," kata Michael.
Namun, untuk tahap pertama, perseroan mengkaji memasukkan dua unit usaha asuransi dan properti. Aset perseroan saat ini sekitar Rp 1,3 triliun. Setelah penambahan aset dengan akuisisi, perseroan menargetkan aset bisa menjdi Rp 5 triliun hingga Rp 6 triliun. Sumber dana untuk akuisisi itu adalah dari rights issue.
"Kami akan menggelar RUPS (rapat umum pemegang saham) untuk meminta persetujuan pemegang saham," imbuh Michael.
Lebih lanjut ia bilang, pemegang saham utama perseroan akan menjadi standby buyer. Hal ini untuk memastikan penambahan modal bisa terealisasi secara maksimal. Mengutip laporan keuangan KREN per 30 Juni 2014, PT Kresna Prima Invest menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan saham sebesar 23,08%.
Kemudian, ada UBS AG Singapura sebesar 16,09%, kepemilikan publik mencapai 55,74%. Sisanya, dimiliki oleh Irwan Arsyad, Suryady Jahja, Michael Steven, dan Ingrid Kusumodjojo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News