kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.063   79,31   1,14%
  • KOMPAS100 1.056   15,99   1,54%
  • LQ45 830   13,16   1,61%
  • ISSI 214   1,34   0,63%
  • IDX30 424   7,83   1,88%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 121   1,88   1,59%
  • IDXV30 125   0,72   0,58%
  • IDXQ30 141   2,29   1,65%

Kreditur BNBR beri sinyal sepakat konversi utang


Rabu, 12 Juli 2017 / 18:18 WIB
Kreditur BNBR beri sinyal sepakat konversi utang


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Urusan utang PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) sudah mulai menemukan titik terang. Tapi, masih ada utang senilai Rp 9 triliun lagi yang perlu dilunasi. Utang tersebut berasal dari tiga kreditur, yakni Eurofa Capital Investment, Mitsubishi Corporation, dan Glencore International.

BNBR memiliki utang ke Eurofa Capital Investment Inc kala menerbitkan Equity Linked Notes sebesar US$ 109 juta pada tahun 2010. Saldo pinjaman tersebut saat ini tersisa US$ 103 juta.

Utang dari Mitsubishi sebesar US$ 150 juta diperoleh pada tahun 2011 untuk investasi saham di PT Bumi Resources Tbk (BUMI). BNBR menggunakan utang ini untuk membeli 548,6 juta saham BUMI. Fasilitas ini dijaminkan dengan saham BUMI yang dibeli.

Hingga 2016, BNBR sudah membayar US$ 3 juta. Sehingga, saldo pinjaman Mitsubishi mencapai US$ 147 juta. Sementara, untuk Glencore, saldo terutangnya saat ini US$ 200 juta.

Direktur Keuangan BNBR Amri Aswono Putro mengatakan, pihaknya terus melakukan negosiasi bersama ketiga kreditur tersebut. Menurutnya, saat ini prosesnya sudah mencapai 80% menuju titik kesepakatan. "Karena secara prinsip, mereka juga mau menyelesaikan utang dengan skema konversi utang ke saham," ujar Amri, Selasa (12/7).

Tapi, memang masih ada sejumlah detail lainnya seperti masalah kalkulasi yang masih menjadi hambatan untuk menuju titik temu semua pihak. Oleh sebab itu, negosiasi terus dilakukan. "Akhir tahun ini kami harapkan sudah ada kesepakatan," imbuh Amri.

Kesepakatan muncul, BNBR akan langsung memproses rencana konversi utang ke saham untuk kemudian meminta persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan rencana restrukturisasi utang tersebut.

Untuk saat ini, BNBR akan fokus pada penyelesaian utangnya kepada Cresit Suisse dan Daley Capital Limited. Total utang keduanya mencapai Rp 1 triliun.

Jika urusan ini kelar, akan ada perbaikan di sisi ekuitas BNBR. Nilai defisiensi modal BNBR akan menyusut, dari sebelumnya Rp 5,8 triliun menjadi Rp 4,8 triliun. Lalu posisi liabilitas BNBR juga akan terpangkas 8,14% dari Rp 12,74 triliun menjadi Rp 11,7 triliun.

Sayang, Amri enggan merinci target perolehan laba tahun ini. "Pastinya akan lebih positif karena beban bunga dari utang tersebut langsung hilang," pungkas Amri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×