Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) menghentikan sementara pembangunan dua proyek pembangkit listrik yang sedang digarap. Hal ini lantaran membengkaknya biaya investasi.
Novriaty Hilda Sibuea, Direktur CNKO mengatakan, melambungnya biaya pembangunan proyek menyebabkan kreditur menunda untuk mengucurkan pinjaman selanjutnya.
"(Kreditur) menunggu kepastian perseroan mengantisipasi agar investasi yang dibiayai dapat dikembalikan saat beroperasi," jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (4/3).
Adapun, kreditur untuk kedua proyek pembangkit listrik CNKO ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Porsi pinjaman yang diberikan setara dengan 65% dari total nilai proyek.
Estimasi nilai proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) CNKO yang berlokasi di Rengat sebesar Rp 104,09 miliar. Namun, kini proses pembebasan tanah baru 12%, pemasangan alat-alat mesin baru 10%. Suplai peralatan 60% dan pekerjaan sipil baru terlaksana 10%. Itu saja sudah memakan biaya Rp 62,63 miliar.
Kemudian, proyek PLTU di Tembilahan, awalnya diperkirakan memerlukan investasi senilai Rp 50,69 miliar. Tetapi, baru separuh jalan, biaya sudah membengkak hingga Rp 144,67 miliar.
Novriaty mengaku, pihaknya belum dapat memastikan kapan dua proyek PLTU ini akan dilanjutkan. Yang jelas, saat ini, manajemen CNKO tengah berupaya untuk melakukan renegosiasi renegosiasi harga dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Perseroan berharap ada kesepakatan harga jual baru sehingga proyek power plant CNKO menjadi layak. Dengan demikian, perusahaan bisa mengembalikan pinjaman dan menjaga kelangsungan operasional PLTU.
Kendati demikian CNKO berupaya menyelesaikan pembangunan kedua proyek pembangkit listrik tersebut. Pasalnya, sebagian peralatan mesin pembangkit sudah siap.
Sementara, waktu yang diperlukan untuk penyelesaian paling lambat 12 bulan sampai beroperasi normal atau commercial operating date (COD). Kemudian, untuk pekerjaan sipil memakan waktu sekitar empat bulan, dan tiga bulan untuk erection, serta lima bulan realisasi commissioning.
Tertundanya pembangunan proyek ini akan berdampak terhadap kinerja perseroan. Bagaimana tidak, CNKO kehilangan potensi pendapatan yang bisa diperoleh dari kedua proyek ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News