kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KRAS akan terbitkan obligasi wajib konversi (OWK) Rp 3 triliun, ini tujuannya


Kamis, 15 Oktober 2020 / 07:35 WIB
KRAS akan terbitkan obligasi wajib konversi (OWK) Rp 3 triliun, ini tujuannya


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berencana menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK)  kepada pemerintah dengan nilai paling banyak Rp 3 triliun. Mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), penerbitan OWK akan dikonversi dengan saham baru  melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Penerbitan OWK ini sebagai bentuk dukungan pendanaan oleh Pemerintah dalam rangka pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Adapun Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Menteri Keuangan akan menjadi investor dalam aksi korporasi ini. PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) akan bertindak sebagai pelaksana investasi dalam penerbitan OWK dengan tenor tujuh tahun ini.

Adapun harga konversi akan mengacu pada 90% dari rata-rata harga penutupan saham KRAS selama kurun waktu 25 hari bursa berturut-turut di pasar reguler atau di tanggal penutupan bursa satu hari sebelum tanggal konversi OWK.

Baca Juga: Pefindo tetapkan peringkat Perumnas di level idBBB-

“Tujuannya adalah dukungan pendanaan dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang bertujuan untuk mendukung likuiditas dan solvabilitas KRAS, khususnya digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional KRAS,” tulis manajemen KRAS dalam keterbukaan informasi, Rabu (14/10).

Adapun transaksi tersebut akan dilakukan setelah KRAS memperoleh restu dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 24 November 2020 mendatang.

Dana yang didapatkan dari penerbitan OWK ini akan digunakan oleh emiten pelat merah tersebut untuk untuk menambah modal kerja guna mendukung Program PEN dengan memberikan relaksasi pembayaran konsumen.

Sebelumnya, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, dana ini akan digunakan untuk memberi relaksasi bagi pelanggan. Nantinya, Krakatau Steel bisa memberikan relaksasi pembayaran kepada pelanggan. Tujuannya, agar pelanggan tetap bisa memesan baja dan tetap beroperasi. “Ini untuk menjaga industri hilir baja dan industri pengguna baja untuk tetap beroperasi,” ujar Silmy.

Baca Juga: Pyridam Farma (PYFA) meneken kerja sama komersialisasi dan pembuatan vaksin Covax-19

KRAS memperkirakan transaksi ini akan berpengaruh positif terhadap operasional dan kondisi keuangan KRAS. Diantaranya yakni menambah modal kerja yang lebih baik untuk mendukung Program PEN  dengan memberikan relaksasi pembayaran konsumen.

Dalam hal ini, KRAS mempunyai kemampuan modal kerja yang lebih baik dan kuat, sehingga mampu berperan dalam pemulihan industri baja dalam negeri dengan memberikan relaksasi pembayaran kepada konsumen.  Pemberian relaksasi ini akan memberikan insentif kepada industri untuk meningkatkan permintaan baja kepada KRAS.

Selanjutnya, transaksi ini juga akan memperbaiki kinerja finansial Perseroan. KRAS meyakini, dengan dana hasil penerbitan OWK ini mampu meningkatkan penjualan kepada konsumen sehingga berimplikasi lebih baik kepada cash flow operasional dan EBITDA. Peningkatan penjualan didukung oleh peningkatan modal kerja , sehingga mampu mengelola piutang dagang dan persediaan sejalan dengan peningkatan penjualan.

Terakhir, yakni memperbaiki rasio-rasio keuangan. Dengan bertambahnya kemampuan modal kerja dan peningkatan penjualan, KRAS diharapkan mampu memperbaiki rasio-rasio keuangannya, terutama rasio lancar (current ratio), rasio interest cover (interest cover ratio) dan rasio debt to equity (debt to equity ratio).

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) mengantongi Rp 556 miliar dari penerbitan commercial paper

Silmy mengatakan tingkat penjualan KRAS pada periode Agustus-September 2020 mulai menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan per kuartal kedua 2020. Sebelumnya, per Juni 2020, tingkat penjualan KRAS ada di angka 60%, naik dari periode Mei 2020 dimana tingkat penjualan KRAS hanya 40% dari normal.

Meski tidak memberi angka pasti, Silmy juga memberi sinyal bahwa dari sisi permintaan pun saat ini mulai mendekati kondisi normal. “Tetapi kumulatif secara tahunan masih turun 30%-40% dibanding sebelumnya,” ujar dia.

KRAS telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga kinerja tetap positif hingga akhir tahun, yakni efisiensi yang dilakukan sampai ke anak perusahaan, hilirisasi produk, dan melanjutkan program restrukturisasi serta transformasi sampai ke anak perusahaan KRAS.

Selanjutnya: Chandra Asri (TPIA) berencana merger dengan anak usaha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×