Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berencana menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK) seri B senilai Rp 800 miliar.
OWK Seri B merupakan bagian dari penerbitan obligasi wajib konversi yang telah disetujui oleh pemegang saham sebelumnya, dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp 3 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Rabu (23/6) Penerbitan OWK seri B ini tidak terlepas dari partisipasi KRAS dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai dampak pandemi Covid-19, yakni dengan menggerakkan kembali pasar industri baja selama pandemic untuk membantu industri hilir dan industri pengguna nasional.
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) akan menerbitkan obligasi wajib konversi senilai Rp 800 miliar
“Penerbitan OWK Seri B ini juga dalam rangka penambahan modal yang bertujuan untuk selain perbaikan posisi keuangan, di mana KRAS akan menggunakan OWK untuk mendukung likuiditas, yaitu untuk pembiayaan modal kerja guna pembelian slab yang saat ini harganya mengalami kenaikan,” tulis manajemen Krakatau Steel.
KRAS menyatakan saat ini tidak berencana untuk melakukan penggunaan dana hasil penerbitan OWK Seri B untuk pembayaran dan/atau pelunasan utang.
Sebelumnya, emiten pelat merah ini telah menerbitkan OWK Seri A pada 30 Desember 2020 sebesar Rp 2,2 triliun. Manajemen menyebut, OWK Seri A digunakan oleh KRAS sebagai tambahan modal kerja untuk pembelian bahan baku.
Manajemen menyebut, penerbitan OWK Seri A ini berdampak positif pada peningkatan penjualan emiten pelat merah ini.
KRAS membukukan penjualan sebesar US$ 384 juta pada periode kuartal pertama 2021, naik 17% jika dibandingkan dengan kuartal keempat 2020 yang hanya sebesar US$ 328 juta.
Penjualan di kuartal pertama 2021 juga naik 39% jika dibandingkan dengan penjualan pada triwulan ketiga tahun 2020 yakni sebesar US$ 277 juta.
Tak hanya pada penjualan, penerbitan OWK juga berdampak pada EBITDA margin. Pada tiga bulan pertama 2021, EBITDA margin tercatat sebesar 6,6% dimana meningkat 6,1% dibanding kuartal empat 2020 dan naik 9% dibanding triwulan ketiga 2020.
Manajemen menyebut, rencana transaksi OWK Seri B sebesar Rp 800 miliar diproyeksikan berpengaruh positif terhadap operasional dan kondisi keuangan Perseroan.
Hal ini karena OWK akan digunakan antara lain untuk menambah modal kerja guna mengantisipasi kenaikan harga bahan baku slab serta mendukung program investasi pemerintah PEN untuk memulihkan permintaan pada pasar industri baja nasional.
Baca Juga: Sinergi Krakatau Steel (KRAS) dengan PPA akan perkuat industri manufaktur
Sebelumnya, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menargetkan, perusahaan yang dipimpinnya mampu membukukan peningkatan pendapatan sebesar 43% dibanding realisasi tahun 2020, yakni menjadi Rp 28 triliun.
Terkait target peningkatan penjualan tahun ini, produk-produk hilir yang dikembangkan KRAS juga akan terus diluncurkan kepada konsumen yang bertujuan agar penyerapan produk baja dalam negeri semakin meningkat.
“Transformasi dan restrukturisasi yang kami jalankan adalah sebuah program yang berkelanjutan. Segala potensi perbaikan akan terus kami kejar. Dengan demikian, kami meyakini di tahun 2021 pun Krakatau Steel akan meningkat kinerjanya,” kata Silmy, awal bulan ini (3/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News