Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KRAS membukukan penjualan sebesar US$ 384 juta pada periode kuartal pertama 2021, naik 17% jika dibandingkan dengan kuartal keempat 2020 yang hanya sebesar US$ 328 juta.
Penjualan di kuartal pertama 2021 juga naik 39% jika dibandingkan dengan penjualan pada triwulan ketiga tahun 2020 yakni sebesar US$ 277 juta.
Tak hanya pada penjualan, penerbitan OWK juga berdampak pada EBITDA margin. Pada tiga bulan pertama 2021, EBITDA margin tercatat sebesar 6,6% dimana meningkat 6,1% dibanding kuartal empat 2020 dan naik 9% dibanding triwulan ketiga 2020.
Manajemen menyebut, rencana transaksi OWK Seri B sebesar Rp 800 miliar diproyeksikan berpengaruh positif terhadap operasional dan kondisi keuangan Perseroan.
Hal ini karena OWK akan digunakan antara lain untuk menambah modal kerja guna mengantisipasi kenaikan harga bahan baku slab serta mendukung program investasi pemerintah PEN untuk memulihkan permintaan pada pasar industri baja nasional.
Baca Juga: Sinergi Krakatau Steel (KRAS) dengan PPA akan perkuat industri manufaktur
Sebelumnya, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menargetkan, perusahaan yang dipimpinnya mampu membukukan peningkatan pendapatan sebesar 43% dibanding realisasi tahun 2020, yakni menjadi Rp 28 triliun.
Terkait target peningkatan penjualan tahun ini, produk-produk hilir yang dikembangkan KRAS juga akan terus diluncurkan kepada konsumen yang bertujuan agar penyerapan produk baja dalam negeri semakin meningkat.
“Transformasi dan restrukturisasi yang kami jalankan adalah sebuah program yang berkelanjutan. Segala potensi perbaikan akan terus kami kejar. Dengan demikian, kami meyakini di tahun 2021 pun Krakatau Steel akan meningkat kinerjanya,” kata Silmy, awal bulan ini (3/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News